Kupang (ANTARA) - Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang mencatat sejak Minggu (25/8) sampai Kamis (29/8) sudah terjadi 21 kali gempa dengan magnitudo sedang di wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Ada kurang lebih 21 kali gempa dengan magnitudo dibawah dari 5 skala richter," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kupang, Robert Owen Wahyu di Kupang Jumat.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan intensitas gempa yang cukup banyak dilaporkan oleh BMKG Stasiun Geofisika dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Irigasi Gumbasa rusak akibat gempa, pertanian di Sigi banyak terlantar

Ia menjelaskan dari data yang dicatat oleh BMKG setempat, tercatat gempa terbanyak terjadi pada Kamis (29/8) kemarin dengan jumlah gempa menjadi tujuh kali dengan kekuatan gee=mpa mulai dari 2,7 SR sampai 3,9 SR.

"Gempa itu tersebar di Sumba Barat Daya, Labuan Bajo Manggarai Barat, Sumba Barat, Timor Tengah Utara, dan di Flores Timur. Dari gempa-gempa itu terbesar yang terjadi di Flores Timur dengan kekuatan mencapai 3,9 SR," tambah dia.

Sementara itu pada Rabu (28/8) jumlah gempa yang terjadi di NTT tercatat mencapai enam kali dengan kekuatan gempa tertinggi berada pada 4,4 SR.

Baca juga: Ahli geofisika Universitas Indonesia buat pendeteksi gempa

Gempa bumi magnitudo 4,4 SR itu mengguncang Wula Waijelu, Sumba Timur, dengan pusat gempa berada di darat, namun tak ada kerusakan atau korban jiwa yang diakibatkan oleh gempa tersebut.

Sementara itu gempa yang terjadi pada Selasa (27/8) jumlahnya mencapai tiga kali dengan intensitas kekuatan gempa mencapai 2,9 SR. Kemudian pada Senin (26/8) jumlah gempa mencapai mencapai empat kali gempa dengan kekuatan gempa berkisar dari 2,3 SR sampai 3,9 SR.

Lalu pada Minggu (25/8) tercatat satu kali gempa dengan kekuatan gempa mencapai 3,3 SR dengan kedalaman 15 kilometer.

Ia mengatakan gempa dengan kekuatan yang kecil dan terus menerus justru tak berbahaya karena patahan yang terjadi dalam skala yang kecil.

Baca juga: Pemkab diminta tempatkan tenaga medis di pengungsian korban gempa