Kupang (ANTARA) - Kepala Desa Hadakewa di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Klemens Kwaman mengaku kaget saat dirinya terpilih untuk mendampingi Presiden Jokowi perjalanan kenegaraan ke India pada awal September 2019.

"Tentu saja kaget. Saya sendiri tidak percaya bahwa akan terpilih untuk mempresentasikan program yang saya terapkan di Hadakewa di India nanti. Saya mewakili 3.200 kepala desa se-NTT," ucapnya saat dihubungi Antara dari Kupang, Jumat.

Klemens mengaku bahwa saat ini dirinya sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Kupang, dan pada Sabtu (31/8) besok akan terbang ke Jakarta untuk mempersiapkan diri ikut perjalanan Kepala Negara ke India.
Baca juga: Presiden saksikan penandatanganan MoU peternakan dan perikanan

Klemens mengaku bahwa serasa tak percaya dengan penunjukan dirinya untuk ikut perjalanan Presiden Jokowi ke India.

"Saya tidak tahu, ini mungkin rejekinya saya dalam hidup saya, khususnya dalam karir sayalah," tutur Klemens.

Klemens menambahkan pada awalnya ada beberapa nominator yang lolos seleksi dari 50 desa di kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu.

Kemudian dari proses seleksi itu sampai pada akhirnya tersisa empat desa di antaranya salah satu desa di Flores Timur, Kabupaten Belu dan Kabupaten Sikka serta desa yang dibinanya.
Baca juga: DPR : NTT perlu infrastruktur pendukung kelautan-perikanan
Baca juga: Ikan melimpah, Pemkab Sikka ingin gaet investor Jepang


"Dan pada akhirnya saya dapat kabar kalau saya yang terpilih. Intinya saya bersyukur sekali dengan pencapaian ini," ujar dia.

Klemens mengaku bahwa kesempatan yang ia peroleh ini tidak semua orang mendapatkannya. Oleh karena itu ia mengatakan akan memberikan yang terbaik.

Selama di India nanti kata dia, dirinya akan mempresentasikan konsep-konsep yang dilakukan di Hadakewa, sehingga nantinya konsep-konsep itu dapat diadopsi oleh orang-orang di India.

Iapun berharap agar perjalanannya kesempatan itu dapat menjadi pendorong bagi desa lain agar bisa berinovasi dengan menggunakan dana desa demi mensejaterahkan masyarakat desa.
Baca juga: DKP NTT targetkan budidaya kerapu di Labuan Kelambu mulai November
Baca juga: Jateng akan investasi Rp1 triliun di NTT