Jayapura (ANTARA) - Indonesian Journalist Network atau Jaringan Jurnalis Indonesia Provinsi Papua mengecam kantor media massa milik Perum LKBN ANTARA Biro Papua dan iNews Papua telah dilempari pendemo sehingga sejumlah kacanya pecah.

Ketua IJN Provinsi Papua Roberth Vanwi, di Kota Jayapura, Jumat, mengatakan tidak seharusnya massa pendemo merusak kantor media massa yang selama ini membantu pemberitaan tentang Papua.

"Yah, kami sangat sesalkan dan mengecam aksi tidak terpuji itu, saya kira ini oknum pendemo yah," katanya.

Menurut dia, seharusnya massa pendemo hanya menyuarakan rasa ketidakadilan soal rasisme di Surabaya dan Malang, Jawa Timur yang menimpa mahasiswa Papua.

"Bukan menyuarakan hal di luar subtansi, bahkan bertindak anarkis. Ini nanti pada akhirnya bisa menimbulkan persoalan baru," kata Roberth.

Kepala Biro iNews Provinsi Papua dan Papua Barat Herawati sangat menyesalkan tindakan anarkis dari para pendemo yang merusak genset dan kaca kantornya yang beralamat di Entrop, Distrik Jayapura Selatan.

"Kantor iNews terletak di jalan utama Entrop ikut kena imbas dilempari pendemo, genset juga dirusak. Saya belum tahu soal nominal atau kerugiannya," katanya.
Baca juga: Truk TNI-Polri dikerahkan untuk pulangkan 1.000 demonstran di Jayapura

Herawati mengaku hal itu akan segera dilaporkan kepada pihak berwajib.

"Tapi menunggu situasi reda dulu, karena aparat juga pasti sedang bekerja untuk membuat Kota Jayapura nyaman dan aman," kata Herawati.

Sedangkan Yanti, karyawan Kantor Berita ANTARA Biro Papua mengatakan kaca bagian depan kantor LKBN ANTARA Biro Papua di Dok V Bawah, Distrik Jayapura Utara ikut terdampak.

"Iya, kena lempar juga. Sementara ini, kami belum bisa ke kantor karena masih khawatir dengan situasi dan juga kami dengar masih ada massa pendemo," katanya pula.
Baca juga: Kondisi Jayapura, wanita pun harus turut meronda sejak malam hari

Hingga berita ini dibuat, situasi Kota Jayapura masih lumpuh, aktivitas seperti hari biasa belum terlihat, pusat perbelanjaan dan angkutan umum juga tidak buka atau belum berjalan seperti biasa.