Jakarta (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian menjamin kesehatan dan keamanan produk olahan kayu asal Purworejo, Jawa Tengah, yang akan diekspor ke negara tujuan.

"Produk asal kehutanan yang dipersyaratkan oleh negara tujuan dijamin kesehatan dan keamanannya. Kami pastikan dengan terbitnya PC (sertifikat phitosanitari) maka produk siap masuki pasar global," kata Kepala Pusat Kerja Sama, Kepatuhan, dan Informasi Perkarantinaan Barantan Sujarwanto saat meninjau rumah industri olahan kayu PT Indotama Omicron Kahar, di Purworejo, Jateng, Kamis.

Dengan potensi besar produksi kayu yang dimiliki Purworejo, menurut dia, dalam rilisnya, diperlukan percepatan layanan proses bisnis ekspornya.

Purworejo miliki jenis kayu antara lain albasia atau sengon, sonokeling, mahoni, jati dan pinus. Pemkab mencatat saat ini jumlah total produksi sebanyak 127,4 ribu meter kubik per tahun, selain memenuhi kebutuhan domestik, juga pasar ekspor.

Sujarwanto menyampaikan guna memastikan produk ekspor memiliki daya saing yang tinggi di pasar ekspor, selaku otoritas karantina pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan.

Produk ekspor kehutanan ini oleh negara mitra dagang mempersyaratkan phytosanitary certificate (PC).

Sesuai dengan aturan perdagangan antarnegara tentang ekspor komoditas yang menggunakan kemasan kayu seperti palet kayu, peti dan kotak harus dipastikan bebas serangga, tidak rusak dan bebas jamur. Aturan yang termaktub dalam aturan International Standards for Phyosanitary Measures (ISPM #15).

"Kami lakukan pengawasan perlakuan terhadap pemenuhan persyaratan ini baik dengan heat treatment atau fumigasi, " katanya.

Asisten Dua Kabupaten Purworejo Boedi Harjono, yang hadir dan turut melepas ekspor menyatakan pihaknya mengapresiasi fasilitasi karantina pertanian untuk produk pertanian ekspor asal wilayahnya.

Ia berharap, Kementan juga dapat memfasilitasi pendampingan pemenuhan persyaratan teknis ekspor pertanian bagi pelaku pemula, sehingga makin banyak lagi potensi ekspor baru, emerging product seperti daun ketapang.

Kepala Karantina Pertanian Cilacap Puji Harto menyampaikan, pada kesempatan itu juga dilakukan pelepasan ekspor pertanian asal Jawa Tengah.

Masing-masing kayu albasia 357 ribu metrik ton ke Jepang dan China, 25 ton gula semut ke Srilanka dan 7 kg daun ketapang ke Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Puji juga menyampaikan kinerja ekspor pertanian meningkat signifikan di wilayah kerjanya. Tercatat selama tahun 2018 jumlah sertifikasi ekspor sebanyak 679 kali. Sementara data Januari hingga Agustus 2019, tercatat sebanyak 544 kali baik produk segar jamu-jamuan, olahan kayu, gula semut, sarang burung walet dan lainnya.

“Dengan memacu ekspor pertanian, kita bersama berharap dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Purworejo dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.

Baca juga: Kementan jamin kesehatan dan keamanan ekspor turunan sawit
Baca juga: Barantan fasilitasi pemetaan komoditas pertanian unggulan di Gorontalo
Baca juga: APHI genjot ekspor tekan defisit neraca berjalan perdagangan