BPBD awasi titik rawan longsor di Cianjur
29 Agustus 2019 17:04 WIB
Ilustrasi sebagain besar wilayah Cianjur, Jawa Barat, masuk dalam zona merah bencana longsor dan banjir, salah satunya longsor akibat hujan deras yang menyebabkan tebing bagian utara Situs Gunung Padang, longsor sehingga dilakukan penanganan bersama (Ahmad Fikri)
Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, mulai mengawasi titik rawan bencana longsor dan pergerakan tanah pasca hujan lebat yang terjadi selama tiga hari terakhir, meskipun status cuaca belum berubah.
Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno di Cianjur, Kamis (29/8), mengatakan selama musim kemarau tanah tebing di sejumlah titik rawan longsor banyak yang mengalami keretakan, sehingga saat diguyur hujan berpotensi terjadinya pergerakan atau longsor.
Sehingga pihaknya melakukan pengawasan titik rawan longsor terutama di wilayah Cianjur kota dan utara yang sejak tiga hari terakhir diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Meskipun belum mendapatkan laporan adanya dampak pergerakan tanah, namun BPBD akan terus melakukan pengawasan dan pemantauan titik rawan longsor, tidak terkecuali di wilayah Cianjur Selatan.
Baca juga: BPBD Palu: Penyediaan air bersih di huntap sistem pipanisasi
"Kami telah mengirim petugas dan relawan untuk bergerak memastikan retakan tanah tebing yang berpotensi bencana untuk segera dilakukan antisipasi jika terkena hujan deras," katanya.
Ia menuturkan, pihaknya terus mengawasi sebagian besar wilayah longsor dan pergerakan tanah dan memantau potensi bencana banjir seiring turunnya hujan."Sampai sekarang belum ada laporan resmi untuk banjir kalau tanda-tanda longsor sedang didata," katanya.
Meskipun hujan sudah turun sejak beberapa hari terakhir, selama beberapa hari berturut-turut, namun belum ada surat dari BMKG terkait perubahan musim karena hujan belum merata di setiap wilayah.
"BMKG belum mengeluarkan pemberitahuan dan informasi terkait peralihan musim, statusnya masih kemarau. Terlebih prakiraan puncak kemarau belum terjadi karena diperkirakan baru terjadi bulan Oktober," katanya.
Baca juga: BPBD Kota Kupang alokasikan 250 tangki air bersih bagi warga
Baca juga: BPBD Lebak imbau warga tidak bakar ilalang
Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno di Cianjur, Kamis (29/8), mengatakan selama musim kemarau tanah tebing di sejumlah titik rawan longsor banyak yang mengalami keretakan, sehingga saat diguyur hujan berpotensi terjadinya pergerakan atau longsor.
Sehingga pihaknya melakukan pengawasan titik rawan longsor terutama di wilayah Cianjur kota dan utara yang sejak tiga hari terakhir diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Meskipun belum mendapatkan laporan adanya dampak pergerakan tanah, namun BPBD akan terus melakukan pengawasan dan pemantauan titik rawan longsor, tidak terkecuali di wilayah Cianjur Selatan.
Baca juga: BPBD Palu: Penyediaan air bersih di huntap sistem pipanisasi
"Kami telah mengirim petugas dan relawan untuk bergerak memastikan retakan tanah tebing yang berpotensi bencana untuk segera dilakukan antisipasi jika terkena hujan deras," katanya.
Ia menuturkan, pihaknya terus mengawasi sebagian besar wilayah longsor dan pergerakan tanah dan memantau potensi bencana banjir seiring turunnya hujan."Sampai sekarang belum ada laporan resmi untuk banjir kalau tanda-tanda longsor sedang didata," katanya.
Meskipun hujan sudah turun sejak beberapa hari terakhir, selama beberapa hari berturut-turut, namun belum ada surat dari BMKG terkait perubahan musim karena hujan belum merata di setiap wilayah.
"BMKG belum mengeluarkan pemberitahuan dan informasi terkait peralihan musim, statusnya masih kemarau. Terlebih prakiraan puncak kemarau belum terjadi karena diperkirakan baru terjadi bulan Oktober," katanya.
Baca juga: BPBD Kota Kupang alokasikan 250 tangki air bersih bagi warga
Baca juga: BPBD Lebak imbau warga tidak bakar ilalang
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019
Tags: