Sitaro (ANTARA) - Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara, pada Kamis masih meluncurkan lava pijar menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Karangetang Yudia Prama Tatipang.
Laporan aktivitas vulkanik Gunung Karangetang menunjukkan bahwa dari pukul 00.00 sampai 06.00 WITA guguran lava pijar dari puncak kawah utama teramati sering mengarah ke Kali Sense, Kali Nanitu, dan Kali Pangih.
"Jarak luncurnya diperkirakan mencapai 700--1.500 meter, tumpukan leleran lava Kali Kinali tampak masih membara," kata Yudia.
Ia juga menyebutkan, sinar api di kawah utama ketinggiannya diperkirakan mencapai 25 meter. Asap kawah bertekanan kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dengan tinggi sampai 150 meter di atas puncak kawah.
Gempa embusan terekam 18 kali dengan amplitudo 10 sampai 15 milimeter dan durasi 20 sampai 25 detik di gunung api itu.
Status Gunung Api Karangetang sampai sekarang masih Siaga (Level III).
Yudia mengingatkan warga dan wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya dalam radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat laut-utara sejauh empat kilometer dan dari kawah utama sejauh tiga kilometer.
Warga dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi dampak hujan abu.
Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung diminta meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
Baca juga:
Jarak luncur guguran lava Karangetang sampai 2.000 meter
BNPB: 17 KK diungsikan akibat aktivitas Gunung Karangetang
Gunung Karangetang masih luncurkan lava pijar
29 Agustus 2019 11:07 WIB
Pemandangan Gunung Karangetang saat memuntahkan lava pijar terlihat dari Pelabuhan Sitaro, Sulawesi Utara. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: