Balikpapan (ANTARA) - Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud mengatakan pengembangan dan pembangunan ibu kota baru di wilayahnya akan tetap melestarikan dan menjaga hutan-hutan adat untuk keberkahan bersama.

“Kita tahu di Penajam Paser Utara itu punya hutan cukup luas. Kemudian, Alhamdulillah di sana juga bukan Tahura, tapi HTI dan banyak lahan sawit. Di sana kami tetap melestarikan hutan-hutan adat. Kita jaga karena kita tahu hutan di Kalimantan Timur maupun di Kalimantan membawa keberkahan,” kata Gafur menjelaskan soal Taman Hutan Raya dan Hutan Tanaman Industri kepada ANTARA di Balikpapan, Rabu malam.

Bahkan sejumlah penyakit yang dinyatakan tidak bisa diobati ternyata akar-akar pohon yang tumbuh di Kalimantan Timur dapat menyembuhkannya.

Gafur mengatakan pemerintah pusat menginginkan adanya lahan untuk lokasi ibu kota negara yang baru menggantikan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, dan pemerintah kabupaten menyanggupi demikian. “Karena kabupaten ini kebetulan luasnya hampir sama seperti yang diinginkan,” kata Gafur.

“Kita tahu Penajam Paser Utara memiliki empat kecamatan yakni Penajam, Waru, Babulu dan Sepaku. Penggambaran dari Bappenas bahwa yang ingin dibangun Presiden dengan tim kajian khususnya di Bappenas adalah membangun ibu kota pemerintahan yang smart, green and beautiful dapat terpenuhi dari kecamatan-kecamatan yang ada,” katanya.

Baca juga: KLHK: Pemindahan ibu kota targetkan perbaiki Tahura Bukit Soeharto

Baca juga: KLHK segera kaji lingkungan lahan ibu kota baru




Pembangunan Ibu Kota baru akan dilakukan dalam 3 tahap



Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebelumnya mengatakan konsep rencana utama ibu kota baru adalah intellegent city dan city in the garden. Dan diperuntukkan untuk semua kalangan atau city for all.

Sementara untuk memastikan kelestarian hutan di calon ibu kota baru maka konsep forest city diusung dengan mematok Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 50 persen dari total area sekitar 180.000 ha yang direncanakan.

Bambang mengatakan ibu kota baru akan memanfaatkan energi terbarukan dari energi surya, gas dan sebagainya untuk memasok listrik dan kebutuhan gas rumah tangga, power grid, serta lampu jalan dan bangunan. Untuk efisiensi energi diperlukan Green Building Design melalui penerapan Circular Water Management System, Efficient Lighting System, dan District Cooling System.*

Baca juga: Wapres: Proses pemindahan ibu kota masih panjang

Baca juga: Peneliti: Masyarakat Penajam Paser Utara punya keberterimaan tinggi