"Kami sudah lama mendengar rencana pembangunan pipa gas, tapi hingga saat ini belum terealisasi," kata Ketua Apindo Jawa Tengah Frans Kongi saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Rabu.
Menurut dia, potensi energi gas pada dunia industri di Jateng cukup besar karena banyak industri manufaktur seperti tekstil, baja, keramik, makanan-minuman, dan farmasi yang membutuhkan gas.
"Sekarang kita masih pakai energi fosil yaitu batubara, memang kedepannya kita perlu ganti dengan gas bumi yang kalorinya lebih tinggi dan bersih,serta ramah lingkungan," ujarnya.
Ia menyebutkan keuntungan menggunakan energi gas antara lain, hasil pembakaran dengan gas lebih stabil dan merata sehingga proses produksi bisa lebih cepat.
Kendati demikian, Apindo mengakui jika harga bahan bakar gas untuk industri sedikit lebih mahal dibandingkan penggunaan batubara yang stoknya semakin menipis.
"Kami ingin tumbuh bersama PGN, dan tidak ingin PGN merugi," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan bahwa pihaknya akan membangun pipa distribusi energi gas jalur Semarang-Kendal-Ungaran sepanjang 96 kilometer.
Dengan pipa berukuran 4-16 inci saluran itu diproyeksikan selesai pada 2021 untuk memenuhi pemanfaatan kebutuhan energi gas bumi untuk sektor industri.
"Adanya jaringan pipa gas ini akan menjamin wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan," ujarnya.
Baca juga: Direksi PGN temui Ganjar Pranowo soal infrastruktur gas
Baca juga: Pengusaha ingin harga listrik gas industri disesuaikan
Baca juga: Pengusaha roti kesulitan sesuaikan harga pascakenaikan elpiji