Toba Samosir (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengkhawatirkan nilai Pancasila yang mulai memudar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
"Mengapa perlu khawatir? Karena sudah ada banyak indikator yang menunjukkan pudarnya nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia pascareformasi," kata Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Lia Kian di Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu.
Hal tersebut dikatakan Lia usai menghadiri diskusi Pancasila dengan masyarakat adat Parmalim.
Baca juga: BPIP akan kembalikan pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum
Lia menyebutkan pascareformasi, banyak gerakan radikal yang bermunculan dan menyimpang dari nilai-nilai dasar Pancasila sehingga menjadi ancaman bagi ideologi Indonesia.
Selain itu, dari sisi sosial budaya, perilaku santun masyarakat dinilai Lia juga tampak memudar, terlihat dari unggahan pengguna media sosial, baik tutur tulis maupun foto yang tidak sesuai dengan nilai Pancasila.
Belum lagi di kota-kota besar, menurut Lia, bermunculan komunitas tidak produktif tetapi meresahkan masyarakat.
"Beberapa hal tersebut merupakan indikator meredupnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia," kata Lia.
Adapun penyebab dari meredupnya nilai-nilai Pancasila tersebut diduga Lia disebabkan karena adanya kebebasan luar biasa namun tidak disertai tuntunan kepada masyarakat.
Baca juga: Mahfud MD minta masyarakat pahami pluralisme
"Jadi, kita ini sudah keluar jalur, tidak ada yang mengerem," kata Lia.
Oleh sebab itu, pemerintah kemudian memberikan kewenangan pada BPIP untuk mengembalikan lagi nilai-nilai Pancasila dengan gerakan komunitas Pancasila.
"Maka, kami di BPIP mengupayakan supaya nilai-nilai Pancasila kembali berkobar dengan cara pendekatan sosial budaya, ekonomi, hingga politik," kata Lia.
BPIP khawatirkan pudarnya Pancasila pascareformasi
28 Agustus 2019 21:49 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Lia Kian. ANTARA/Maria Rosari
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: