Padang (ANTARA) - Sebanyak 52 perusahaan asal Malaysia melakukan kerja sama dengan Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat sebagai bagian program peningkatan kapasitas mahasiswanya.

"Hari ini kami kembali MoU dengan enam perusahaan lagi, total sudah 52 perusahaan sudah bekerjasama dengan UNP untuk nantinya bisa menerima mahasiswa UNP magang di perusahaan tersebut," kata Rektor UNP, Ganefri pada saat penandatanganan MOU dengan enam perusahaan asal Malaysia di Padang, Rabu.

Ia menjelaskan, sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang saat ini sedang "go internasional", pihaknya membutuhkan banyak mitra dari luar negeri untuk bisa menerima mahasiswanya magang mendapatkan pengalaman industri dari berbagai bidang.

Ganefri mengatakan, perusahaan-perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan UNP merupakan perusahaan yang sebelumnya sudah dikunjungi dan sesuai dengan kebutuhan untuk mahasiswa yang ingin magang kerja.

"Salah satu visi UNP adalah menjadi perguruan tinggi unggul, kami ingin tidak hanya Program Studi saja yang diakreditasi secara internasional namun mahasiswa juga harus memiliki pengalaman internasional," katanya

Ia menambahkan, saat ini UNP memiliki 15 Prodi internasional kelas, untuk itu pihaknya terus mendorong mahasiswa minimal bisa memiliki satu bulan pengalaman internasional.

Namun demikian, pihaknya akan tetap melakukan seleksi bagi mahasiswa yang ingin magang kerja di perusahaan tersebut sesuai keahlian dan kebutuhan pengalaman yang diperlukan.

"Paling banyak itu jurusan perhotelan, dan banyak juga yang sudah bekerja di perusahaan tempat magang tersebut," katanya.

Senator Datuk Seri Abdul Halim yang bertindak sebagai pimpinan rombongan dari Malaysia tersebut memberikan apresiasi terhadap penandatanganan kerja sama yang dilakukan enam perusahaan tersebut.

Ia berharap, kerjasama yang sudah dilakukan itu bisa terus dilanjutkan dengan implementasi di lapangan dan memberikan dampak yang nyata bagi mahasiswa dan persahabatan negara Indonesia dan Malaysia.

"Kerja sama ini tidak hanya antarperusahaan dan perguruan tinggi, tapi ini juga bagi dunia pendidikan untuk kedua negara," katanya.