Petani stroberi di Tulungagung gagal panen akibat serangan jamur
28 Agustus 2019 20:33 WIB
Petani menyemprotkan cairan fungisida pada tanaman strawberi di area rintisan budidaya strawberi di lereng Gunung Wilis, Pagerwojo. Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (28/8/2019). Kemarau panjang dan perubahan suhu ekstrem antara siang dan malam di daerah itu selama tiga bulan terakhir menyebabkan tanaman strawberi mudah terserang jamur sehingga meningkatkan risiko gagal panen. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Petani stroberi di Desa Gambiran, Tulungagung, Jawa Timur, mengeluhkan merebaknya parasit jamur yang menyerang tanaman budidaya mereka sehingga berdampak gagal panen.
"Kerusakan akibat parasit jamur ini bisa mencapai 90 persen. Tanaman bisa tidak berbuah sama sekali bahkan mati akibat parasit menyerang daun ataupun buah stroberi," kata Budi Resgiawan, petani stroberi di sentra rintisan agroforestri stroberi di Desa Gambiran, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Rabu.
Baca juga: Agustus, saat yang tepat wisata petik stroberi
Sebelumnya, tanaman strawberi milik kelompok agrostroberi di Dusun Prambon, Desa Gambiran ini bisa panen setiap dua hari sekali semenjak tanaman budidaya melewati usia dua bulan.
Namun seiring cuaca buruk yang ditandai dengan perubahan suhu antara siang dan malam telah menyebabkan parasit jamur muncul dan berkembang pada tanaman stroberi mereka.
Baca juga: 1001 khasiat stroberi bagi tubuh
"Sejak Lebaran hari kedua terakhir panen. Setelah itu tidak panen lagi, buahnya tidak muncul," kata Budi.
Untuk mengatasinya, lanjut dia, daun yang terkena parasit jamur dirampasi, dikumpulkan lalu dibakar.
Selain itu Budi dan kelompoknya rutin melakukan penyemprotan menggunakan fungisida, terutama intensif pada awal terjadinya serangan.
"Alhamdulillah sekarang sudah mulai reda. Jamur berkurang banyak namun belum mulai berbuah. Semoga segera pulih," ujarnya.
Kerugian akibat serangan parasit jamur ini selain tidak panen juga menyebabkan agrowisata strawberi di Desa Gambiran ini sepi pengunjung.
Baca juga: Cegah serangan jantung dengan stroberi
"Kerusakan akibat parasit jamur ini bisa mencapai 90 persen. Tanaman bisa tidak berbuah sama sekali bahkan mati akibat parasit menyerang daun ataupun buah stroberi," kata Budi Resgiawan, petani stroberi di sentra rintisan agroforestri stroberi di Desa Gambiran, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Rabu.
Baca juga: Agustus, saat yang tepat wisata petik stroberi
Sebelumnya, tanaman strawberi milik kelompok agrostroberi di Dusun Prambon, Desa Gambiran ini bisa panen setiap dua hari sekali semenjak tanaman budidaya melewati usia dua bulan.
Namun seiring cuaca buruk yang ditandai dengan perubahan suhu antara siang dan malam telah menyebabkan parasit jamur muncul dan berkembang pada tanaman stroberi mereka.
Baca juga: 1001 khasiat stroberi bagi tubuh
"Sejak Lebaran hari kedua terakhir panen. Setelah itu tidak panen lagi, buahnya tidak muncul," kata Budi.
Untuk mengatasinya, lanjut dia, daun yang terkena parasit jamur dirampasi, dikumpulkan lalu dibakar.
Selain itu Budi dan kelompoknya rutin melakukan penyemprotan menggunakan fungisida, terutama intensif pada awal terjadinya serangan.
"Alhamdulillah sekarang sudah mulai reda. Jamur berkurang banyak namun belum mulai berbuah. Semoga segera pulih," ujarnya.
Kerugian akibat serangan parasit jamur ini selain tidak panen juga menyebabkan agrowisata strawberi di Desa Gambiran ini sepi pengunjung.
Baca juga: Cegah serangan jantung dengan stroberi
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: