Bulu tangkis
Timnas para bulu tangkis incar dua emas Paralimpiade 2020
28 Agustus 2019 18:33 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (empat dari kiri) di Jakarta, Rabu, menyerahkan bonus secara simbolis kepada tim para-bulu tangkis Indonesia yang telah berlaga di Kejuaraan Dunia BWF, Basel, Swiss. ANTARA/Aditya E.S. Wicaksono)
Jakarta (ANTARA) - Timnas para bulu tangkis Indonesia mengincar dua medali emas jika lolos ke ajang Paralimpiade 2020 di Tokyo, Jepang setelah meraup sukses dalam Kejuaraan Dunia 2019 di Swiss.
Pada kejuaraan bergengsi tersebut, timnas membawa pulang empat medali. Bisa dikatakan dalam posisi aman karena meraup poin tinggi dan menjaga peringkat para atletnya.
"Kejuaraan dunia adalah poin terbesar untuk ke Tokyo... dengan hasil tersebut saya yakin minimal empat sampai lima atlet bisa tembus ke paralimpiade," kata pelatih NPC bulu tangkis Nurachman di Jakarta, Rabu.
"Dari awal memang kami sudah diberi target oleh NPC Indonesia bahwa yang diharapkan bisa meraih medali emas adalah cabor bulu tangkis."
Di cabang para-badminton Kejuaraan Dunia BWF 2019, empat medali emas Indonesia diperoleh Deva Anrimusthi dari nomor tunggal SU5, Leani Ratri Oktila (tunggal SL4), Hari S/ Leani Ratri (ganda campuran SL3-4SU5) dan pasangan Deva A/Hafiz B (ganda SU5).
Sementara medali perak didapat Suryo N dan nomor tunggal SU5 dan pasangan Leani R/Khalimatus dari nomor ganda SL3-4-SU5.
Adapun medali perunggu dari Fredy S (tunggal SL4), Khalimatus (tunggal SL4), Ukun R (tunggal SL3), serta pasangan Ukun R/Hari S (ganda SL3-4).
Baca juga:Tiba dari Swiss, para jawara bulu tangkis terima bonus dari Kemenpora
Baca juga:Indonesia raih empat emas dalam Kejuaraan Dunia Para-Badminton
Dua target medali emas itu, kata Nurachman, berpeluang besar diraih dari nomor ganda campuran dan tunggal putra SU5.
Sedangkan untuk bisa lolos ke paralimpiade, paling tidak para atlet harus berada di peringkat 1-6 dunia. "Tetapi juga disesuaikan dengan jatah atau kuota setiap negara."
Tunggal putra Deva Anrimusti memiliki peluang besar lolos karena saat ini berstatus sebagai peringkat satu dunia.
"Sebenarnya sudah titik aman, cuma sebagai antisipasi kita lihat ke depannya apakah masih perlu mengumpulkan poin," kata Deva.
"Tujuan pertama dari sekarang ke ASEAN Para Games dulu, jadi kita lalui satu persatu."
Setelah turun di kejuaraan dunia, masih ada tiga turnamen lagi, yaitu di China, Jepang dan Denmark, hingga akhir tahun yang akan diikuti oleh tim para bulu tangkis Indonesia untuk mengumpulkan poin paralimpiade.
"Setelah kejuaraan dunia kami selalu melakukan evaluasi dan berbenah diri karena saya yakin negara-negara lain juga tidak akan menyerah begitu saja," kata sang pelatih.
Baca juga: Jendi Pangabean targetkan rebut lima emas ASEAN Para Games 2020
Baca juga: 58 pecatur ikut Seleknas persiapan ASEAN Para Games Manila
Pada kejuaraan bergengsi tersebut, timnas membawa pulang empat medali. Bisa dikatakan dalam posisi aman karena meraup poin tinggi dan menjaga peringkat para atletnya.
"Kejuaraan dunia adalah poin terbesar untuk ke Tokyo... dengan hasil tersebut saya yakin minimal empat sampai lima atlet bisa tembus ke paralimpiade," kata pelatih NPC bulu tangkis Nurachman di Jakarta, Rabu.
"Dari awal memang kami sudah diberi target oleh NPC Indonesia bahwa yang diharapkan bisa meraih medali emas adalah cabor bulu tangkis."
Di cabang para-badminton Kejuaraan Dunia BWF 2019, empat medali emas Indonesia diperoleh Deva Anrimusthi dari nomor tunggal SU5, Leani Ratri Oktila (tunggal SL4), Hari S/ Leani Ratri (ganda campuran SL3-4SU5) dan pasangan Deva A/Hafiz B (ganda SU5).
Sementara medali perak didapat Suryo N dan nomor tunggal SU5 dan pasangan Leani R/Khalimatus dari nomor ganda SL3-4-SU5.
Adapun medali perunggu dari Fredy S (tunggal SL4), Khalimatus (tunggal SL4), Ukun R (tunggal SL3), serta pasangan Ukun R/Hari S (ganda SL3-4).
Baca juga:Tiba dari Swiss, para jawara bulu tangkis terima bonus dari Kemenpora
Baca juga:Indonesia raih empat emas dalam Kejuaraan Dunia Para-Badminton
Dua target medali emas itu, kata Nurachman, berpeluang besar diraih dari nomor ganda campuran dan tunggal putra SU5.
Sedangkan untuk bisa lolos ke paralimpiade, paling tidak para atlet harus berada di peringkat 1-6 dunia. "Tetapi juga disesuaikan dengan jatah atau kuota setiap negara."
Tunggal putra Deva Anrimusti memiliki peluang besar lolos karena saat ini berstatus sebagai peringkat satu dunia.
"Sebenarnya sudah titik aman, cuma sebagai antisipasi kita lihat ke depannya apakah masih perlu mengumpulkan poin," kata Deva.
"Tujuan pertama dari sekarang ke ASEAN Para Games dulu, jadi kita lalui satu persatu."
Setelah turun di kejuaraan dunia, masih ada tiga turnamen lagi, yaitu di China, Jepang dan Denmark, hingga akhir tahun yang akan diikuti oleh tim para bulu tangkis Indonesia untuk mengumpulkan poin paralimpiade.
"Setelah kejuaraan dunia kami selalu melakukan evaluasi dan berbenah diri karena saya yakin negara-negara lain juga tidak akan menyerah begitu saja," kata sang pelatih.
Baca juga: Jendi Pangabean targetkan rebut lima emas ASEAN Para Games 2020
Baca juga: 58 pecatur ikut Seleknas persiapan ASEAN Para Games Manila
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: