Pemkab Bangka Barat gandeng Unpad kaji potensi minyak atsiri
28 Agustus 2019 15:05 WIB
Paparan tim peneliti Universitas Padjajaran Bangdung di Bapelitbangda Kabupaten Bangka Barat, pada Rabu (28/8). (babel.antaranews.com/ Donatus DP)
Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggandeng Universitas Padjajaran Bandung untuk melakukan kajian mengenai potensi minyak atsiri di daerah itu.
"Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kerja sama antara pemkab dengan pihak Unpad oleh Bupati Bangka Barat, Markus, pada 18 Juli 2019 di Bandung," kata Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bapelitbangda Kabupaten Bangka Barat, Bustanil Arifin di Mentok, Rabu.
Menurut dia, dari hasil kerja sama tersebut ditindaklanjuti dengan mengundang tim peneliti Unpad untuk melakukan paparan kajian potensi minyak atsiri yang dilaksanakan pada Rabu (28/8) di ruang Rapat Bapelitbangda Kabupaten Bangka Barat.
"Hari ini tim ahli dari Unpad Bandung melakukan paparan awal terkait kajian potensi minyak atsiri atau minyak hasil penyulingan berbahan tumbuhan lokal," katanya.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan suatu tanaman, baik dari bagian batang, daun, biji, bunga, dan bagian lain yang memiliki sifat aromatik dan mudah menguap di suhu kamar.
Bustanil Arifin mengharapkan penelitian tidak hanya berhenti pada kajian tapi akan berlanjut pada peluang industrialisasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah.
"Ketika peluang industrialisasi dari hasil kajian ini besar maka diharapkan dapat meningkatkan perekonomian sekaligus menyelesaikan masalah pengangguran di Bangka Barat," katanya.
Salah satu anggota tim peneliti Unpad, Edi Suryadi yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad mengatakan hasil kajian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara teoritis dan praktis di Bangka Barat.
"Minyak atsiri memiliki banyak manfaat diantaranya untuk memenuhi permintaan industri makanan, kosmetika, farmasi dan kesehatan karena kaya akan khasiat," katanya.
Kedatangan tim Unpad kali ini adalah yang kedua kali diketuai Sarifah Nurjanah, Kepala Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTIP Unpad.
Sebelumnya, Bapelitbangda Kabupaten Bangka Barat juga melakukan kerja sama dengan Fakultas Pertanian Unpad pada 2017 untuk kajian potensi umbi taka.
Baca juga: LIPI: Indonesia berpotensi jadi pemain utama bisnis minyak atsiri
Baca juga: Serai wangi penghasil minyak atsiri masa depan
"Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kerja sama antara pemkab dengan pihak Unpad oleh Bupati Bangka Barat, Markus, pada 18 Juli 2019 di Bandung," kata Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bapelitbangda Kabupaten Bangka Barat, Bustanil Arifin di Mentok, Rabu.
Menurut dia, dari hasil kerja sama tersebut ditindaklanjuti dengan mengundang tim peneliti Unpad untuk melakukan paparan kajian potensi minyak atsiri yang dilaksanakan pada Rabu (28/8) di ruang Rapat Bapelitbangda Kabupaten Bangka Barat.
"Hari ini tim ahli dari Unpad Bandung melakukan paparan awal terkait kajian potensi minyak atsiri atau minyak hasil penyulingan berbahan tumbuhan lokal," katanya.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan suatu tanaman, baik dari bagian batang, daun, biji, bunga, dan bagian lain yang memiliki sifat aromatik dan mudah menguap di suhu kamar.
Bustanil Arifin mengharapkan penelitian tidak hanya berhenti pada kajian tapi akan berlanjut pada peluang industrialisasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah.
"Ketika peluang industrialisasi dari hasil kajian ini besar maka diharapkan dapat meningkatkan perekonomian sekaligus menyelesaikan masalah pengangguran di Bangka Barat," katanya.
Salah satu anggota tim peneliti Unpad, Edi Suryadi yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad mengatakan hasil kajian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara teoritis dan praktis di Bangka Barat.
"Minyak atsiri memiliki banyak manfaat diantaranya untuk memenuhi permintaan industri makanan, kosmetika, farmasi dan kesehatan karena kaya akan khasiat," katanya.
Kedatangan tim Unpad kali ini adalah yang kedua kali diketuai Sarifah Nurjanah, Kepala Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTIP Unpad.
Sebelumnya, Bapelitbangda Kabupaten Bangka Barat juga melakukan kerja sama dengan Fakultas Pertanian Unpad pada 2017 untuk kajian potensi umbi taka.
Baca juga: LIPI: Indonesia berpotensi jadi pemain utama bisnis minyak atsiri
Baca juga: Serai wangi penghasil minyak atsiri masa depan
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: