Satgas fokus basahi area di Musi Banyuasin setelah api terkendali
28 Agustus 2019 09:41 WIB
Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan "water bombing" untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Muara Medak, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumsel, Rabu (21/8/2019). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/nz.)
Palembang (ANTARA) - Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan yang diperkuat 400 orang personel saat ini fokus membasahi area sisa terbakar di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, setelah api mulai terkendali sejak Selasa (27/8).
Kepala Badan Penanggulangan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan Ansori di Palembang, Rabu, mengatakan, pembasahan area ini untuk memastikan bahwa api tidak akan menyala kembali mengingat areal terbakar merupakan kawasan bergambut dengan kedalaman lebih dari 0,5 meter.
“Personel tetap disiagakan di lokasi, karena karhutla belum benar-benar tuntas,” kata Ansori.
Ia membenarkan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Muara Medak sejak Rabu (14/8) baru terkendali pada Selasa (27/8) atau hampir dua pekan karena adanya hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
Hujan yang mengguyur pada Selasa sore itu membuat api yang semula berkobar mulai terkendali, khususnya di Dusun 5 dan Dusun 9.
Baca juga: Gubernur Sumsel: Lahan terbakar di Musi Banyuasin sudah 700 hektare
Kondisi ini membuat titik hotspot (titik panas) berkurang secara drastis, meski berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika masih ada beberapa titik.
“Kami tetap waspada di sini, apalagi musim kemarau diperkirakan puncaknya masih berlangsung hingga September. Semua personel tetap disiagakan dan tidak dipulangkan, termasuk sarana dan prasarana alat berat,” kata dia.
Berbagai upaya dilakukan Satgas Penanggulangan Karhutla Sumsel untuk mengatasi karhutla yang terjadi di areal konsesi perusahaan yang bermitra dengan masyarakat tersebut.
Selama dua pekan terbakar, setidaknya telah menghanguskan lahan seluas 1.822 hektare lebih.
Kebakaran ini sangat cepat meluas karena cuaca panas yang sangat ekstrem karena tidak adanya hujan selama 38 hari, kawasan yang sebagian besar merupakan gambut dan sulitnya personel oleh menjangkau lokasi dan mendapatkan sumber air.
Untuk mengatasinya, Satgas mengerahkan empat unit pesawat pembom air, membuat sekat bakar sejauh 21 kilometer hingga penambahan personel operasi darat dari 250 orang menjadi 400 orang.
Baca juga: Luas karhutla di Sumsel bertambah 147 hektar
Baca juga: BPBD kerahkan 400 personel atasi karhutla di Musi Banyuasin
Kepala Badan Penanggulangan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan Ansori di Palembang, Rabu, mengatakan, pembasahan area ini untuk memastikan bahwa api tidak akan menyala kembali mengingat areal terbakar merupakan kawasan bergambut dengan kedalaman lebih dari 0,5 meter.
“Personel tetap disiagakan di lokasi, karena karhutla belum benar-benar tuntas,” kata Ansori.
Ia membenarkan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Muara Medak sejak Rabu (14/8) baru terkendali pada Selasa (27/8) atau hampir dua pekan karena adanya hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
Hujan yang mengguyur pada Selasa sore itu membuat api yang semula berkobar mulai terkendali, khususnya di Dusun 5 dan Dusun 9.
Baca juga: Gubernur Sumsel: Lahan terbakar di Musi Banyuasin sudah 700 hektare
Kondisi ini membuat titik hotspot (titik panas) berkurang secara drastis, meski berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika masih ada beberapa titik.
“Kami tetap waspada di sini, apalagi musim kemarau diperkirakan puncaknya masih berlangsung hingga September. Semua personel tetap disiagakan dan tidak dipulangkan, termasuk sarana dan prasarana alat berat,” kata dia.
Berbagai upaya dilakukan Satgas Penanggulangan Karhutla Sumsel untuk mengatasi karhutla yang terjadi di areal konsesi perusahaan yang bermitra dengan masyarakat tersebut.
Selama dua pekan terbakar, setidaknya telah menghanguskan lahan seluas 1.822 hektare lebih.
Kebakaran ini sangat cepat meluas karena cuaca panas yang sangat ekstrem karena tidak adanya hujan selama 38 hari, kawasan yang sebagian besar merupakan gambut dan sulitnya personel oleh menjangkau lokasi dan mendapatkan sumber air.
Untuk mengatasinya, Satgas mengerahkan empat unit pesawat pembom air, membuat sekat bakar sejauh 21 kilometer hingga penambahan personel operasi darat dari 250 orang menjadi 400 orang.
Baca juga: Luas karhutla di Sumsel bertambah 147 hektar
Baca juga: BPBD kerahkan 400 personel atasi karhutla di Musi Banyuasin
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: