Pekanbaru (ANTARA) - PT PLN (Persero) berhasil mewujudkan Natuna Terang 100 persen Desa Berlistrik setelah melistriki 10 (sepuluh) desa terakhir di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Pencapaian tersebut ditandai dengan acara peresmian sekaligus syukuran yang digelar di Jelita Sejuba Natuna oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepulauan Riau, Isdianto, dan Direktur Bisnis Regional Sumatera (Dirregsum) PLN Wiluyo Kusdwiharto, Selasa.

Turut hadir di acara tersebut Bupati Natuna, Hamid Rizal, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Natuna, H Wan Syawali, jajaran forpimda Kabupaten Natuna, dan General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepri (UIWRKR), M. Irwansyah Putra.

Direktur Bisnis Regional Sumatera (Dirregsum) PLN, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan bahwa untuk sistem kelistrikan di Kabupaten Natuna termasuk di pulau-pulau tersebar hingga pulau terluar terdiri dari 12 sub sistem kelistrikan dengan total daya terpasang 35,8 megawatt (MW) dan daya mampu 29,5 MW dengan beban puncak 14,2 MW.

"PLN terus berupaya memberikan pelayanan kepada pelanggan untuk mengoptimalkan keandalan sistem di Natuna, PLN baru saja merampungkan pembangunan interkoneksi sistem 20 KV sepanjang 60 kms yang terhubung dari Ranai ke Pian Tengah, dengan sudah beroperasinya sistem 20 kilovolt tersebut kini sistem kelistrikan di Natuna lebih andal", terang Wiluyo dalam pernyataan pers kepada Antara di Pekanbaru.

Pembangunan listrik desa di kabupaten Natuna saat ini telah rampung 100 persen sehingga dapat menerangi warga yang tinggal di 27 pulau. Dalam tiga tahun PLN berhasil alirkan listrik kepada 3.427 pelanggan di 40 desa yang terdiri dari 33 desa baru dan 7 desa lama. Dengan nilai investasi sebesar Rp28,2 miliar untuk membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 178, 5 Kms (kilometer sirkit), juga Gardu Distribusi kapasitas 2.050 kVA.

Untuk Natuna sendiri disuplai dari PLTD Ranai yang interkoneksi ke PLTD Pian Tengah dengan daya terpasang 20.2 MW dan daya mampu 17.1 MW, sementara beban puncak sebesar 11.8 MW sehingga pasokan listrik di Natuna surplus 5.2 MW.

Lebih lanjut Wiluyo juga menjelaskan bahwa pada tahun ini PLN bersama akademisi dari ITS Surabaya sedang mengembangkan Barge Mounted Power Plant yaitu pembangunan pembangkit listrik di atas kapal dengan spesifikasi kapasitas sebesar 5 x 1 MW, 2 x 100 KW, 2 x 200 KW dan 1 x 500 KW. Hal ini dalam rangka mendukung sebagai penyedia pasokan listrik di kepulauan. Hal ini dirasa sangat diperlukan karena wilayah Kepulauan Riau yang terdiri dari ribuan pulau.

"Tidak sampai disitu upaya PLN dalam mendukung keandalan sistem kelistrikan, dalam mendukung pembangkit bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kabupaten Natuna, PLN bekerjasama dengan pengembang sudah merencanakan pembangunan Pembangkit sebesar 4 MW dengan bahan bakar Bio Mas dan kayu dari pohon Kaliandra. Mudah-mudahan pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan dapat segera terselesaikan di tahun 2021,” ujar Wiluyo.

Semangat PLN dalam melayani pelanggan, mulai dari masyarakat, Pemerintahan dan instansi lain serta dari golongan Bisnis dan Industri, sehingga dalam merespon tantangan tersebut, PLN khususnya Regional Sumatera telah mempersiapkan nya melalui program Sumatera Hebat (tumbuH, Efisien, kolaBorasi, Andal, dan unTung).

Mewujudkan 100 persen Desa Berlistrik di kabupaten Natuna menjadi komitmen PLN dan sinergi bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau serta pemerintah kabupaten Natuna dalam memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat dan mewujudkan Provinsi Kepulauan Riau terang benderang.

Program pengembangan kelistrikan di Kepulauan Natuna ini tidak saja mewujudkan Provinsi Kepulauan Riau terang benderang, tetapi juga merupakan tugas PLN untuk terus menjaga teritorial Negara Kesatuan Republik Indonedia.

Baca juga: Kemenko Maritim identifikasi pembangunan di Natuna

Baca juga: Luhut BP minta Jepang percepat realisasi budi daya perikanan di Natuna