Legislator ingin rencana pindah ibu kota jangan cuma soal tata ruang
27 Agustus 2019 12:02 WIB
FILE FOTO - Tiga perempuan berpakian tradisional dayak saat menyambut dan mengawal obor api SEA Games XXVI di halaman Balaikota Balikpapan, Kaltim, Rabu (2/11/2011). ANTARA FOTO/Novi Abdi/Koz/Spt/aa.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menginginkan rencana pembangunan ibu kota baru jangan hanya membahas soal tata ruang tetapi juga harus memahami kearifan lokal.
"Bukan hanya perencanaan tata ruang saja, tapi desain detail bangunan itu harus futuristik sekaligus menjaga kearifan lokal Kalimantan sebagai paru-paru dunia," kata Hetifah Sjaifudian dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Hetifah juga mengutarakan harapannya agar konsep perkotaan yang baru tidak hanya sekadar "garden city" atau kota taman, tetapi juga "forest city" atau kota hutan yang perancangannya dituangkan secara terperinci.
Politisi Golkar itu juga menghendaki agar rencana pembangunan ibu kota baru juga tetap menjaga dan mempertahankan kelestarian lingkungan serta tidak menghilangkan kearifan lokal.
"Ada pesan dari masyarakat di Kalltim, kalau kita membangun Kalimantan sebagai ibu kota bukan memindahkan Jakarta dengan segala problematika. Misalnya banjir, macet, polusi," katanya.
Selain konsep bangunan, ia juga meminta agar aspek pembiayaan terhadap pembangunan ibu kota baru tersebut juga betul-betul perlu dicermati agar tidak mangkrak.
Baca juga: Ibu kota negara segera pindah!
Baca juga: Survei: 39,8 persen tidak setuju perpindahan ibu kota
Baca juga: Bang Yos: Rancangan ibu kota baru di Kaltim dilombakan saja
Baca juga: Ekonom sebut pemindahan ibu kota ke Kaltim akan kurangi ketimpangan
"Bukan hanya perencanaan tata ruang saja, tapi desain detail bangunan itu harus futuristik sekaligus menjaga kearifan lokal Kalimantan sebagai paru-paru dunia," kata Hetifah Sjaifudian dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Hetifah juga mengutarakan harapannya agar konsep perkotaan yang baru tidak hanya sekadar "garden city" atau kota taman, tetapi juga "forest city" atau kota hutan yang perancangannya dituangkan secara terperinci.
Politisi Golkar itu juga menghendaki agar rencana pembangunan ibu kota baru juga tetap menjaga dan mempertahankan kelestarian lingkungan serta tidak menghilangkan kearifan lokal.
"Ada pesan dari masyarakat di Kalltim, kalau kita membangun Kalimantan sebagai ibu kota bukan memindahkan Jakarta dengan segala problematika. Misalnya banjir, macet, polusi," katanya.
Selain konsep bangunan, ia juga meminta agar aspek pembiayaan terhadap pembangunan ibu kota baru tersebut juga betul-betul perlu dicermati agar tidak mangkrak.
Baca juga: Ibu kota negara segera pindah!
Baca juga: Survei: 39,8 persen tidak setuju perpindahan ibu kota
Baca juga: Bang Yos: Rancangan ibu kota baru di Kaltim dilombakan saja
Baca juga: Ekonom sebut pemindahan ibu kota ke Kaltim akan kurangi ketimpangan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: