Pengamat sebut pemindahan ibu kota efektif wujudkan pemerataan
27 Agustus 2019 10:08 WIB
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Dr. Slamet Rosyadi. (Dokumentasi pribadi)
Purwokerto (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Slamet Rosyadi mengatakan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur akan menjadi solusi efektif untuk mewujudkan pemerataan.
"Pindahnya ibu kota negara diharapkan menjadi solusi efektif untuk mewujudkan pemerataan pembangunan," katanya di Purwokerto, Selasa.
Dia mengatakan Jakarta nantinya bisa menjadi kota bisnis dan perdagangan. "Biarkan Jakarta nantinya menjadi kota dagang atau industri. Sedangkan Kalimantan Timur bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan," katanya.
Kendati demikian, kata dia, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tersebut perlu dikaji secara menyeluruh.
"Yang penting biaya pemindahan ibu kota tidak bertambah berat karena biaya lingkungan akibat pembukaan lahan baru, potensi ancaman terhadap keragaman hayati dan konflik lahan dengan masyarakat lokal," katanya.
Menurut dia, pemindahan ibu kota merupakan wacana yang baik. "Pasalnya, selama ini pusat ekonomi berada di Jakarta. Sementara daerah-daerah lain seperti di luar Jawa menjadi kurang berkembang, fasilitas modern sebagian besar ada di Jakarta," katanya.
Dia juga menyebutkan pemisahan kota dagang dan industri dengan ibukota negara akan membawa dampak yang positif.
"Contohnya, Australia. Canberra sebagai ibu kota negara, bukan merupakan kota dagang atau industri. Dari awal Canberra adalah pusat administrasi pemerintahan. Kenapa? supaya warga yang membutuhkan layanan administrasi akan mengalami kemudahan. Tidak perlu bersusah payah karena kemacetan," katanya.
Baca juga: Ibu kota negara segera pindah!
Baca juga: Bang Yos: Rancangan ibu kota baru di Kaltim dilombakan saja
Baca juga: Survei: 39,8 persen tidak setuju perpindahan ibu kota
Baca juga: Ekonom sebut pemindahan ibu kota ke Kaltim akan kurangi ketimpangan
"Pindahnya ibu kota negara diharapkan menjadi solusi efektif untuk mewujudkan pemerataan pembangunan," katanya di Purwokerto, Selasa.
Dia mengatakan Jakarta nantinya bisa menjadi kota bisnis dan perdagangan. "Biarkan Jakarta nantinya menjadi kota dagang atau industri. Sedangkan Kalimantan Timur bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan," katanya.
Kendati demikian, kata dia, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tersebut perlu dikaji secara menyeluruh.
"Yang penting biaya pemindahan ibu kota tidak bertambah berat karena biaya lingkungan akibat pembukaan lahan baru, potensi ancaman terhadap keragaman hayati dan konflik lahan dengan masyarakat lokal," katanya.
Menurut dia, pemindahan ibu kota merupakan wacana yang baik. "Pasalnya, selama ini pusat ekonomi berada di Jakarta. Sementara daerah-daerah lain seperti di luar Jawa menjadi kurang berkembang, fasilitas modern sebagian besar ada di Jakarta," katanya.
Dia juga menyebutkan pemisahan kota dagang dan industri dengan ibukota negara akan membawa dampak yang positif.
"Contohnya, Australia. Canberra sebagai ibu kota negara, bukan merupakan kota dagang atau industri. Dari awal Canberra adalah pusat administrasi pemerintahan. Kenapa? supaya warga yang membutuhkan layanan administrasi akan mengalami kemudahan. Tidak perlu bersusah payah karena kemacetan," katanya.
Baca juga: Ibu kota negara segera pindah!
Baca juga: Bang Yos: Rancangan ibu kota baru di Kaltim dilombakan saja
Baca juga: Survei: 39,8 persen tidak setuju perpindahan ibu kota
Baca juga: Ekonom sebut pemindahan ibu kota ke Kaltim akan kurangi ketimpangan
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: