"Untuk mencapai target tersebut setidaknya dibutuhkan investasi yang mencapai ratusan triliun rupiah, apalagi era industri 4.0 telah mengubah sebagian besar paradigma dunia ekonomi," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyebutkan salah satu sektor investasi yang disasar untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah perusahaan-perusahaan aktif mendorong ekonomi digital.
"Tantangannya tidak gampang, tapi dengan distribusi ekonomi seperti ini bisa kita lalui bersama tanpa jalan utama karena banyak jalan-jalan tikus dan itu harus kita lalui. Itu mendorong kita agar tidak konvensional saja," ujarnya.
Baca juga: Ini yang dilakukan Ganjar Pranowo agar produk UMKM tembus pasar dunia
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono optimistis pertumbuhan perekonomian di Provinsi Jateng dapat mencapai 7 persen dalam waktu dekat berdasarkan beberapa indikator.
"Perekonomian Jateng tumbuh positif dengan tren di atas pertumbuhan ekonomi nasional, kemiskinan turun signifikan, demikian pula tingkat pengangguran terbuka yang rendah dan inflasi yang terkendali," katanya.
Nilai investasi Jateng terus mengalami peningkatan sejak 2013, bahkan pada 2018, total investasi yang diperoleh Jateng, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) melebihi 4 miliar dolar Amerika Serikat.
Untuk itu, Pemprov Jateng terus berupaya memberikan kenyamanan bagi investor yang ingin berinvestasi.
"Caranya dengan menyediakan pelayanan terpadu satu pintu, melakukan reformasi peraturan perizinan dan menerapkan penggunaan sistem 'Online Single Submission', membangun Sistem Informasi Aplikasi Perizinan Jateng, dan membuat pusat informasi dan promosi yang terintegrasi melalui Koridor Perdagangan, Investasi dan Pariwisata Jateng," ujarnya.
Selain itu, infrastruktur juga menjadi perhatian sehingga terus dilakukan pembangunan seperti infrastruktur bandara, pelabuhan, jalan tol, ketersediaan energi dan kawasan industri, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Baca juga: Pengembangan Kawasan Warisan Budaya Jateng-DIY dongkrak ekonomi lokal