Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup melemah dibayangi sentimen perang dagang.

Rupiah melemah 28 poin atau 0,19 persen menjadi Rp14.243 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.215 per dolar AS.

"Perang dagang kembali membara. Pada Jumat lalu, pemerintah China menyatakan bahwa pihaknya akan mengenakan tarif pembalasan terhadap barang-barang tambahan senilai 75 miliar dolar AS asal Amerika Serikat," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.

Presiden AS Donald Trump merespons langkah tersebut dengan mengumumkan tarif tambahan untuk impor China. Trump juga meminta perusahaan-perusahaan AS untuk memindahkan operasionalnya dari China ke negara lain, termasuk kembali ke AS.

"Perang dagang berubah menjadi perang investasi. Trump meminta perusahaan-perusahaan AS untuk menutup pabrik dan menghentikan produksi di China," ujar Ibrahim.

Namun, pernyataan Trump baru-baru ini meningkatkan harapan untuk meredanya perang dagang AS-China. Trump mengatakan China telah menghubungi pejabat perdagangan AS semalam untuk mengatakan mereka ingin kembali ke meja perundingan.

Trump juga memuji Presiden China Xi Jinping sebagai pemimpin yang hebat dan mengatakan dia menyambut keinginannya untuk membuat kesepakatan dan untuk tenang.

"Pasar mengambil komentarnya sebagai tanda positif untuk peluang de-eskalasi setelah kedua belah pihak mengumumkan tarif tambahan untuk barang masing-masing selama akhir pekan," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.245 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.242 per dolar AS hingga Rp14.276 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.261 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.249 per dolar AS.