Sri Mulyani harapkan momentum masuknya arus modal pengaruhi investasi
26 Agustus 2019 16:26 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bersiap memberikan keterangan pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (26/8/2019). Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan momentum masuknya arus modal ke negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan sektor investasi di Indonesia.
"Kita harus kerja lebih keras agar inflow bisa diterjemahkan kepada pertumbuhan investasi," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN KITA di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan Indonesia mendapatkan arus modal yang meningkat signifikan sejak Mei 2019, usai berakhirnya pemilu, karena pengaruh daya tarik ekonomi domestik.
Selain itu, menurut dia, faktor ketidakpastian ekonomi global juga telah membuat modal asing tersebut sebagian besar masuk kepada instrumen surat berharga negara maupun saham.
Namun, Sri Mulyani mengharapkan arus modal tidak hanya masuk kepada instrumen portofolio, tetapi juga mempengaruhi peningkatan investasi pada sektor riil.
Berdasarkan catatan, sektor investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada semester I-2019 hanya tumbuh 5,02 persen.
Pencapaian ini belum sepenuhnya memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi hingga pertengahan tahun 2019 yang masih didukung oleh konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
"Investasi masih belum tumbuh optimal. Sektor bangunan masih terjaga seiring keberlanjutan pembangunan infrastruktur, namun penurunan harga komoditas primer mempengaruhi kinerja investasi mesin," ujarnya.
Untuk meningkatkan kinerja investasi, ia memastikan pemerintah terus melakukan reformasi kebijakan agar kepercayaan investor terhadap persepsi ekonomi Indonesia makin meningkat.
"Kepercayaan ini terus kita pelihara, dengan melahirkan arah dan kebijakan agar modal asing dan modal dalam negeri tetap konstan kuat, meski ada masalah global," ujarnya.
Baca juga: Dipicu arus modal asing masuk, rupiah menguat ke Rp14.170
Baca juga: Analis: Arus modal investor asing terus masuk, dongkrak IHSG
"Kita harus kerja lebih keras agar inflow bisa diterjemahkan kepada pertumbuhan investasi," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN KITA di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan Indonesia mendapatkan arus modal yang meningkat signifikan sejak Mei 2019, usai berakhirnya pemilu, karena pengaruh daya tarik ekonomi domestik.
Selain itu, menurut dia, faktor ketidakpastian ekonomi global juga telah membuat modal asing tersebut sebagian besar masuk kepada instrumen surat berharga negara maupun saham.
Namun, Sri Mulyani mengharapkan arus modal tidak hanya masuk kepada instrumen portofolio, tetapi juga mempengaruhi peningkatan investasi pada sektor riil.
Berdasarkan catatan, sektor investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada semester I-2019 hanya tumbuh 5,02 persen.
Pencapaian ini belum sepenuhnya memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi hingga pertengahan tahun 2019 yang masih didukung oleh konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
"Investasi masih belum tumbuh optimal. Sektor bangunan masih terjaga seiring keberlanjutan pembangunan infrastruktur, namun penurunan harga komoditas primer mempengaruhi kinerja investasi mesin," ujarnya.
Untuk meningkatkan kinerja investasi, ia memastikan pemerintah terus melakukan reformasi kebijakan agar kepercayaan investor terhadap persepsi ekonomi Indonesia makin meningkat.
"Kepercayaan ini terus kita pelihara, dengan melahirkan arah dan kebijakan agar modal asing dan modal dalam negeri tetap konstan kuat, meski ada masalah global," ujarnya.
Baca juga: Dipicu arus modal asing masuk, rupiah menguat ke Rp14.170
Baca juga: Analis: Arus modal investor asing terus masuk, dongkrak IHSG
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: