Industri 4.0 dinilai picu inovasi pelaku ekonomi kreatif
26 Agustus 2019 16:10 WIB
Peserta menyelesaikan rancangan panel instalasi listrik domestik saat mengikuti pelatihan instalasi penerangan listrik sebagai peningkatan SDM menghadapi revolusi industri 4.0, di Balai Latihan Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019) (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)
Jakarta (ANTARA) - Era revolusi industri 4.0 dinilai mampu memicu inovasi para pelaku ekonomi kreatif yang mengandalkan daya kreativitas dengan memanfaatkan teknologi yang semakin maju.
"Hadirnya industri 4.0 memberikan harapan baru bagi pelaku industri kreatif. Kita jangan khawatir dengan tergantikannya tenaga manusia dengan robot dan mesin itu, karena kreasi itu ada di kepala manusia, bukan robot," kata Ketua Koperasi Karya Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara Bersama (Kopikkon) Sylvie Arizkiany dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Sylvie, jika terdapat kekhawatiran akan berkurangnya kebutuhan tenaga manusia yang akan digantikan robot di era industri 4.0 pada sektor industri besar, hal tersebut diyakini tidak akan terjadi pada industri kreatif.
Industri kreatif, khususnya di Indonesia justru berpeluang meningkatkan inovasi dan kreatifitasnya untuk semakin maju hingga mampu menembus pasar mancanegara dalam menjajakan produknya.
Dalam hal ini, Pengurus Himpunan Desainer Interior Indonesia ini menyampaikan bahwa pelaku industri kreatif perlu menjaga dan memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung dalam ekonomi kreatif untuk semakin melebarkan sayapnya.
Pertama yakni kolaborasi, di mana pelaku industri kreatif dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk para perajin di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dinilai akan meningkatkan taraf hidup para perajin di daerah.
Selanjutnya, pelaku industri kreatif juga dapat melakukan pemberdayaan kepada para perajin tersebut dengan memberikan ide dan inovasi baru, sehingga sama-sama meningkatkan kapabilitas dalam mengerjakan produk-produk yang diciptakan.
"Kita bisa mengajarkan mereka soal komposisi warna, bentuk, fungsi, jadi kita memberdayakan mereka agar keahliannya meningkat. Nantinya, hal tersebut juga akan membuat produk yang dihasilkan bersama menjadi semakin baik," ujar Sylvie.
Kemudian, potensi menggali tradisi nusantara yang begitu kaya, yang pada akhirnya dapat memberikan nilai mendalam pada produk yang hasilkan.
Selain itu, industri 4.0 juga dapat mendorong para pelaku industri kreatif mengimplementasikan perdagangan yang adil, dengan memanfaatkan internet sebagai wadah jual beli.
Terakhir, era revolusi baru ini juga memperkaya wawasan para pelaku ekonomi kreatif untuk menambah referensi dalam menciptakan inovasi produk dalam jangka panjang.
"Kita memiliki kemampuan untuk membuat desain atau produk yang sudah ada parameternya, ada standar dunianya. Misalnya, tren untuk empat tahun ke depan seperti apa, itu bisa kita persiapkan sejak sekarang," katanya.
Sylvie menambahkan, bagi masyarakat industri kreatif, inovasi di era revolusi industri 4.0 berpotensi meningkatkan pendapatan dan menyejahterakan lebih banyak orang.
"Kalau pelaku kreatifnya dekat dengan teknologi, itu bisa meningkatkan omzet, misalnya banyak Industri Kecil Menengah yang memanfaatkan marketplace, karena promosinya bisa lebh luas sehingga produknya bisa lebih dikenal," katanya.
Baca juga: Industri mainan siap jadi proyek percontohan industri 4.0
Baca juga: Pemerintah dorong ekonomi kreatif jadi industri digital unggulan
Baca juga: Pemerintah didorong beri insentif fiskal bagi produk inovatif
"Hadirnya industri 4.0 memberikan harapan baru bagi pelaku industri kreatif. Kita jangan khawatir dengan tergantikannya tenaga manusia dengan robot dan mesin itu, karena kreasi itu ada di kepala manusia, bukan robot," kata Ketua Koperasi Karya Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara Bersama (Kopikkon) Sylvie Arizkiany dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Sylvie, jika terdapat kekhawatiran akan berkurangnya kebutuhan tenaga manusia yang akan digantikan robot di era industri 4.0 pada sektor industri besar, hal tersebut diyakini tidak akan terjadi pada industri kreatif.
Industri kreatif, khususnya di Indonesia justru berpeluang meningkatkan inovasi dan kreatifitasnya untuk semakin maju hingga mampu menembus pasar mancanegara dalam menjajakan produknya.
Dalam hal ini, Pengurus Himpunan Desainer Interior Indonesia ini menyampaikan bahwa pelaku industri kreatif perlu menjaga dan memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung dalam ekonomi kreatif untuk semakin melebarkan sayapnya.
Pertama yakni kolaborasi, di mana pelaku industri kreatif dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk para perajin di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dinilai akan meningkatkan taraf hidup para perajin di daerah.
Selanjutnya, pelaku industri kreatif juga dapat melakukan pemberdayaan kepada para perajin tersebut dengan memberikan ide dan inovasi baru, sehingga sama-sama meningkatkan kapabilitas dalam mengerjakan produk-produk yang diciptakan.
"Kita bisa mengajarkan mereka soal komposisi warna, bentuk, fungsi, jadi kita memberdayakan mereka agar keahliannya meningkat. Nantinya, hal tersebut juga akan membuat produk yang dihasilkan bersama menjadi semakin baik," ujar Sylvie.
Kemudian, potensi menggali tradisi nusantara yang begitu kaya, yang pada akhirnya dapat memberikan nilai mendalam pada produk yang hasilkan.
Selain itu, industri 4.0 juga dapat mendorong para pelaku industri kreatif mengimplementasikan perdagangan yang adil, dengan memanfaatkan internet sebagai wadah jual beli.
Terakhir, era revolusi baru ini juga memperkaya wawasan para pelaku ekonomi kreatif untuk menambah referensi dalam menciptakan inovasi produk dalam jangka panjang.
"Kita memiliki kemampuan untuk membuat desain atau produk yang sudah ada parameternya, ada standar dunianya. Misalnya, tren untuk empat tahun ke depan seperti apa, itu bisa kita persiapkan sejak sekarang," katanya.
Sylvie menambahkan, bagi masyarakat industri kreatif, inovasi di era revolusi industri 4.0 berpotensi meningkatkan pendapatan dan menyejahterakan lebih banyak orang.
"Kalau pelaku kreatifnya dekat dengan teknologi, itu bisa meningkatkan omzet, misalnya banyak Industri Kecil Menengah yang memanfaatkan marketplace, karena promosinya bisa lebh luas sehingga produknya bisa lebih dikenal," katanya.
Baca juga: Industri mainan siap jadi proyek percontohan industri 4.0
Baca juga: Pemerintah dorong ekonomi kreatif jadi industri digital unggulan
Baca juga: Pemerintah didorong beri insentif fiskal bagi produk inovatif
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: