Brussels (ANTARA News) - Komisi Eropa mempertahankan kebijakannya untuk mendorong bahan bakar bio, yang telah dikecam sebagai faktor penyumbang bagi naiknya harga pangan global. Dalam satu strategi guna menanggulangi naiknya harga pangan global, komisi tersebut gagal mencabut sasaran bahan bakar bio Uni Eropa (UE), demikian laporan kantor berita Xinhua. Sebaliknya, komisi itu menyerukan peningkatan kriteria bagi bahan bakar bio dan pengembangan generasi masa depan bahan bakar bio di Eropa. "Dengan atau tanpa sasaran 10 persen UE, akan ada peningkatan lebih lanjut dalam produksi bahan bakar bio di seluruh," kata komisi tersebut. Para pemimpin UE, Maret lalu, sepakat untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar bio, dengan menetapkan sasaran wajib bagi blok 27 negara itu untuk menaikkan bagian bahan bakar bio di sektor angkutan hingga 10 persen paling lambat 2020. "Di sektor angkutan hari ini, satu-satunya pilihan bagi bahan bakar fosil, yang tak berkesinambungan, adalah bahan bakar bio," kata komisi tersebut. "Sasaran UE bagi bahan bakar bio, yang berkesinambungan, memiliki peran khusus untuk dimainkan guna memungkinkan UE mengurangi buangan C02 sebesar 20 persen paling lambat 2020," katanya. Skema berkesinambungan UE bagi bahan bakar bio saat ini sedang dibahas oleh negara anggota dan Parlemen Eropa, yang dikatakan komisi tersebut akan menjamin produksi bahan bakar bio tak memiliki dampak merusak. Masih pada Selasa, komisi itu mengusulkan dalam satu rencana untuk memperbarui kebijakan pertanian bersama UE guna menghapuskan pada 2010 subsidi 45 euro per hektare yang dibayarkan kepada petani untuk menanam tanaman yang digunakan untuk membuat bahan bakar bio. (*)