Menteri Basuki: penyediaan perumahan tidak gampang
26 Agustus 2019 12:56 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerima buku Sejarah Perumahan dan Kamus Istilah Perumahan (paling kiri) yang disusun untuk memperingati Hari Perumahan Nasional di Jakarta, Senin (26/8/2019) (ANTARA/Ade Irma Junida)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut penyediaan perumahan tidak gampang dan membutuhkan dukungan para pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah kekurangan hunian (backlog).
“Backlog kita masih sekitar 7-8 juta rumah lagi. Wakil presiden pertama kita, Pak Hatta, sampaikan bahwa penyediaan rumah tidak mungkin selesai dalam 50 tahun. Jadi penyediaan rumah tidak gampang,” katanya dalam Sarasehan dan Peluncuran Buku Sejarah Perumahan serta Kamus Istilah Perumahan di Jakarta, Senin.
Basuki berharap acara sarasehan yang dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan termasuk para mantan menteri perumahan itu bisa memberikan evaluasi pelaksanaan penyediaan perumahan di masa depan.
Turut hadir dalam kegiatan sarasehan dan peluncuran buku itu Siswono Yudo Husodo (Menteri Perumahan Rakyat Periode 1988-1993), Suharso Monoarfa (Menteri Perumahan Rakyat Periode 2009-2011) serta Erna Witoelar (Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah Indonesia Periode 2000-2001). Hadir pula Ketua Umum Real Estat Indonesia Soelaiman Soemawinata.
“Saya mohon para senior di tahun kelima Kabinet Kerja ini bisa memberikan evaluasi atas apa yang kami lakukan. Jadi sarasehan ini bukan hanya nostalgia tapi juga evaluasi pelaksanaan ke depan agar lebih baik,” ujarnya.
Kegiatan Sarasehan dan Peluncuran Buku Sejarah Perumahan serta Kamus Istilah Perumahan ini diharapkan dapat mendorong optimalisasi penguatan pondasi pengalaman serta pemahaman mengenai sejarah dan pengetahuan mengenai sektor perumahan yang kemudian dapat menjadi modal bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas pengembangan program dan kegiatan sektor perumahan untuk menciptakan rumah yang layak huni dan pemenuhan backlog bagi seluruh rakyat Indonesia.
Buku Sejarah Perumahan menampilkan perkembangan kebijakan perumahan nasional. Buku tersebut menceritakan dua masa kebijakan, yaitu Pra-Kemerdekaan, yang masih terbatas pada penyediaan perumahan untuk pegawai negeri, rumah sewa, dan perbaikan lingkungan; dan Awal Kemerdekaan, yang mulai mengembangkan struktur organisasi yang dikembangkan dari masa penjajahan Jepang dan Belanda.
Buku Kamus Istilah Perumahan menampilkan kata maupun frasa spesifik mengenai istilah yang sering digunakan dalam sektor perumahan di Indonesia. Masyarakat awam yang ingin memahami istilah-istilah tertentu dapat mencarinya secara instan melalui buku kamus ini.
Diharapkan, masyarakat yang sebelumnya sulit memahami istilah-istilah spesifik mengenai sektor perumahan bisa langsung mendapatkan gambaran dan pemahaman yang benar.
Kegiatan sarasehan dan peluncuran buku merupakan rangkaian Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang diperingati setiap 25 Agustus.
Baca juga: Menteri PUPR: Porsi rumah untuk buruh tahun ini akan lebih besar
Baca juga: Kementerian PUPR godok penyediaan hunian bagi milenial
Baca juga: PUPR: pembangunan rumah baru mencapai 28.288 unit
“Backlog kita masih sekitar 7-8 juta rumah lagi. Wakil presiden pertama kita, Pak Hatta, sampaikan bahwa penyediaan rumah tidak mungkin selesai dalam 50 tahun. Jadi penyediaan rumah tidak gampang,” katanya dalam Sarasehan dan Peluncuran Buku Sejarah Perumahan serta Kamus Istilah Perumahan di Jakarta, Senin.
Basuki berharap acara sarasehan yang dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan termasuk para mantan menteri perumahan itu bisa memberikan evaluasi pelaksanaan penyediaan perumahan di masa depan.
Turut hadir dalam kegiatan sarasehan dan peluncuran buku itu Siswono Yudo Husodo (Menteri Perumahan Rakyat Periode 1988-1993), Suharso Monoarfa (Menteri Perumahan Rakyat Periode 2009-2011) serta Erna Witoelar (Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah Indonesia Periode 2000-2001). Hadir pula Ketua Umum Real Estat Indonesia Soelaiman Soemawinata.
“Saya mohon para senior di tahun kelima Kabinet Kerja ini bisa memberikan evaluasi atas apa yang kami lakukan. Jadi sarasehan ini bukan hanya nostalgia tapi juga evaluasi pelaksanaan ke depan agar lebih baik,” ujarnya.
Kegiatan Sarasehan dan Peluncuran Buku Sejarah Perumahan serta Kamus Istilah Perumahan ini diharapkan dapat mendorong optimalisasi penguatan pondasi pengalaman serta pemahaman mengenai sejarah dan pengetahuan mengenai sektor perumahan yang kemudian dapat menjadi modal bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas pengembangan program dan kegiatan sektor perumahan untuk menciptakan rumah yang layak huni dan pemenuhan backlog bagi seluruh rakyat Indonesia.
Buku Sejarah Perumahan menampilkan perkembangan kebijakan perumahan nasional. Buku tersebut menceritakan dua masa kebijakan, yaitu Pra-Kemerdekaan, yang masih terbatas pada penyediaan perumahan untuk pegawai negeri, rumah sewa, dan perbaikan lingkungan; dan Awal Kemerdekaan, yang mulai mengembangkan struktur organisasi yang dikembangkan dari masa penjajahan Jepang dan Belanda.
Buku Kamus Istilah Perumahan menampilkan kata maupun frasa spesifik mengenai istilah yang sering digunakan dalam sektor perumahan di Indonesia. Masyarakat awam yang ingin memahami istilah-istilah tertentu dapat mencarinya secara instan melalui buku kamus ini.
Diharapkan, masyarakat yang sebelumnya sulit memahami istilah-istilah spesifik mengenai sektor perumahan bisa langsung mendapatkan gambaran dan pemahaman yang benar.
Kegiatan sarasehan dan peluncuran buku merupakan rangkaian Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang diperingati setiap 25 Agustus.
Baca juga: Menteri PUPR: Porsi rumah untuk buruh tahun ini akan lebih besar
Baca juga: Kementerian PUPR godok penyediaan hunian bagi milenial
Baca juga: PUPR: pembangunan rumah baru mencapai 28.288 unit
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: