Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau (Kakansatpol) H.M Subandi membantah telah memerintahkan Sulaiman alias Leman, yang diduga sebagai calo untuk merekrut Tenaga Harian Lepas (THL) di institusi itu.

"Saya tidak pernah memerintahkan Leman untuk merekrut mereka," ujar Subandi di Kantor Pemprov Kepri, Senin.

Ia juga membantah telah menyuruh Leman untuk menugaskan seluruh pemuda yang direkrut melalui jalur khusus itu jaga di Jembatan I dan bundaran di sekitar Jembatan Itu Pulau Dompak.

"Buktinya apa? Saya tidak pernah melakukan itu," ujarnya.

Baca juga: Korban penipuan rekrutmen Satpol PP Kepri buka suara

Subandi yang mengaku diperintahkan Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto untuk mengklarifikasi permasalahan itu kepada wartawan, membantah mendapatkan uang dari Leman yang bersumber dari para korban.

Ia justru balik bertanya kenapa para korban tidak melaporkan kepada dirinya kalau memang masuk ke Satpol PP dengan membayar sejumlah uang kepada Leman.

"Tidak pernah saya mendapatkan uang dari Leman," tegasnya.

Baca juga: Kepala Satpol PP Kepri bantah terima uang sogokan

Namun Subandi mengaku berhubungan cukup dekat dengan Leman. Awalnya, ia mengaku baru ketemu dengan Leman tahun 2018. Namun setelah diingatkan wartawan bahwa beberapa hari lalu dirinya mengaku sudah sejak tahun 2000-an berteman dengan Leman, Subandi berupaya mengklarifikasinya.

Terkait foto bersama Leman di Jembatan 1 Dompak, Subandi berdalih hal itu biasa dilakukannya dengan teman-teman lainnya.

Sementara terkait fotonya bersama Leman di Jakarta, Subandi mengaku tidak berangkat bersama Leman, melainkan tidak satu pesawat. Subandi mengaku bertemu dengan Leman di Bandara Soekarno-Hatta.

"Saya memang pernah meminta Leman untuk mencari pemuda yang dapat membantu jaga di sekitar lokasi yang rawan, tetapi bukan untuk menjadi THL," kata Subandi.

Subandi terkesan memberi keterangan berbelit-belit. Meski berupaya tersenyum di hadapan wartawan, sesekali suaranya gugup dan membesar saat menjawab pertanyaan yang diajukan wartawan.

"Kalau memang mereka THL, seharusnya ada surat perintah kerja. Ini 'kan tidak ada. Lagi pula saya tidak kenal mereka," tuturnya.

Ia juga membantah sudah pernah rapat dengan sekitar 30 orang pemuda yang masuk ke Satpol PP melalui jalur tidak resmi. "Tidak pernah saya rapat dengan mereka membahas soal gaji," katanya.

Sejumlah pemuda yang sejak Desember 2018 hingga Maret 2019 dipekerjakan tetapi tidak menerima honor Rp1,2 juta/bulan melaporkan kasus itu kepada pihak kepolisian. Beberapa di antara mereka mengantongi bukti berupa kuitansi pembayaran uang kepada Leman agar masuk ke Satpol PP.

Polres Tanjungpinang sampai sekarang masih mendalami kasus tersebut.