China : Kami ingin cara 'damai' selesaikan sengketa dagang AS
26 Agustus 2019 12:06 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan secara khusus di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019) (REUTERS/Kevin Lamarque)
Beijing (ANTARA) - China bersedia menyelesaikan sengketa dagangnya dengan Amerika Serikat melalui perundingan "damai" dan dengan tegas menentang eskalasi konflik tersebut, kata Wakil Perdana Menteri Liu He, yang memimpin pembicaraan dengan Washington, Senin.
Perang dagang yang semakin sengit antara dua ekonomi terbesar di dunia meningkat tajam pada Jumat, dengan kedua pihak menaikkan tarif lebih banyak pada masing-masing ekspor.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bea tambahan 550 miliar dolar AS yang ditargetkan terhadap produk China pada Jumat, beberapa jam setelah China meluncurkan tarif balasan senilai 75 miliar dolar AS terhadap barang-barang AS.
Namun Trump pada Minggu tampaknya mencabut ancamannya yang memerintahkan perusahaan AS cabut dari China.
Liu berpendapat tak ada yang diuntungkan dari perang dagang.
"Kami bersedia menyelesaikan isu tersebut melalui konsultasi dan kerja sama dengan cara damai dan secara tegas menentang eskalasi perang dagang," kata Liu, penasihat ekonomi utama Presiden Xi Jinping, menurut salinan pemerintah.
"Kami yakin bahwa eskalasi perang dagang tidak menguntungkan China, AS, maupun kepentingan masyarakat dunia," tambahnya.
Perusahaan Amerika Serikat disambut baik di China dan akan diperlakukan baik, ujar Liu.
"Kami menyambut perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk berinvestasi dan beroperasi di China," tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump desak perusahaan-perusahaan AS cabut dari China
Baca juga: Rupiah awal pekan melemah dipengaruhi sentimen perang dagang
Baca juga: Trump dan Abe katakan AS-Jepang sepakat akan dasar perjanjian dagang
Baca juga: Yen melonjak, yuan jatuh karena perang perdagangan meningkat
Perang dagang yang semakin sengit antara dua ekonomi terbesar di dunia meningkat tajam pada Jumat, dengan kedua pihak menaikkan tarif lebih banyak pada masing-masing ekspor.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bea tambahan 550 miliar dolar AS yang ditargetkan terhadap produk China pada Jumat, beberapa jam setelah China meluncurkan tarif balasan senilai 75 miliar dolar AS terhadap barang-barang AS.
Namun Trump pada Minggu tampaknya mencabut ancamannya yang memerintahkan perusahaan AS cabut dari China.
Liu berpendapat tak ada yang diuntungkan dari perang dagang.
"Kami bersedia menyelesaikan isu tersebut melalui konsultasi dan kerja sama dengan cara damai dan secara tegas menentang eskalasi perang dagang," kata Liu, penasihat ekonomi utama Presiden Xi Jinping, menurut salinan pemerintah.
"Kami yakin bahwa eskalasi perang dagang tidak menguntungkan China, AS, maupun kepentingan masyarakat dunia," tambahnya.
Perusahaan Amerika Serikat disambut baik di China dan akan diperlakukan baik, ujar Liu.
"Kami menyambut perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk berinvestasi dan beroperasi di China," tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump desak perusahaan-perusahaan AS cabut dari China
Baca juga: Rupiah awal pekan melemah dipengaruhi sentimen perang dagang
Baca juga: Trump dan Abe katakan AS-Jepang sepakat akan dasar perjanjian dagang
Baca juga: Yen melonjak, yuan jatuh karena perang perdagangan meningkat
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: