Tokyo (ANTARA) - Harga minyak jatuh di perdagangan Asia pada Senin pagi, menekan minyak mentah AS ke level terendah dalam lebih dari dua minggu, karena meningkatnya ketegangan perang perdagangan AS-China memukul kepercayaan pasar terhadap ekonomi global.

Minyak mentah berjangka Brent turun 89 sen atau 1,5 persen, menjadi diperdagangkan di 58,45 dolar AS per barel pada pukul 00.44 GMT (07.44 WIB) setelah sebelumnya menyentuh 58,24 dolar AS per barel, terendah sejak 15 Agustus.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun satu dolar AS atau 1,8 persen, menjadi diperdagangkan di 53,17 dolar AS per barel, sebelumnya jatuh ke 52,96 dolar AS per barel, terendah sejak 9 Agustus.

Harga minyak terpukul "sebagian besar karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global yang parah dan bahkan berpotensi resesi AS," kata Stephen Innes, managing partner di Valor Markets.

Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi sedang "dikipasi" oleh perang perdagangan yang semakin intensif antara Amerika Serikat dan China.

Kementerian perdagangan China mengatakan akhir pekan lalu, akan memberlakukan tarif tambahan lima persen atau 10 persen pada total 5.078 produk yang berasal dari Amerika Serikat, termasuk minyak mentah, produk pertanian seperti kedelai, dan pesawat kecil.

Sebagai balasan, Presiden Donald Trump memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk mencari cara untuk menutup operasi di China dan membuat produk-produk di Amerika Serikat.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pada simposium ekonomi tahunan di Jackson Hole, Wyoming bahwa ekonomi AS berada di "tempat yang menguntungkan" dan Federal Reserve akan "bertindak sepantasnya" untuk menjaga ekspansi ekonomi saat ini pada jalurnya.

Pernyataan itu memberikan sedikit petunjuk tentang apakah bank sentral akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya. Tetapi memperparah kekhawatiran tentang kemungkinan resesi. Industri manufaktur AS mencatat bulan pertama kontraksi mereka dalam hampir satu dekade.

Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini memangkas jumlah rig minyak paling banyak dalam waktu sekitar empat bulan, dengan jumlah rig jatuh ke level terendah sejak Januari 2018, karena produsen memangkas pengeluaran untuk pengeboran dan penyelesaian baru.

Para hedge fund dan manajer uang lainnya menaikkan taruhan bullish mereka pada minyak mentah AS ke level tertinggi tiga bulan dalam minggu terakhir, kata Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).

Baca juga: Harga minyak naik di Asia menyusul serangan fasilitas minyak Saudi
Baca juga: Ekspektasi pemangkasan produksi OPEC dorong harga minyak naik di Asia
Baca juga: Pelemahan dolar, kemungkinan aksi produsen angkat harga minyak di Asia