Gaza, (ANTARA News) - Seorang jurubicara Hamas Selasa membenarkan bahwa pertemuan-pertemuan telah diselenggarakan di Gaza antara para diplomat Prancis dan para pejabat dari gerakan Islam. "Kami tak bisa menjelaskan di mana tempat dan kapan pertemuan itu dilakukan, namun pertemuan mereka benar," kata Taher al-Noono, seorang jurubicara pemerintah Hamas yang secara de facto mengendalikan Jalur Gaza. "Ada pertemuan-pertemuan dengan para pejabat Prancis dan pembicaraan-pembicaraan itu mengenai situasi politik, dan masyarakat internasional menghormati hasil-hasil proses demokratik yang berlangsung di Palestina itu," katanya. Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner Senin menjelaskan bahwa Prancis telah mengadakan apa yang dia sebut `tidak ada hubungan, tapi terjadi kontak-kontak` dengan Hamas, demikian diwartakan DPA. Perundingan-perundingan itu antara diikuti diplomat tingkat tinggi Prancis yang sudah pensiun, Yves Aubin de La Messuziere dan para pemimpin senior Hamas, Mahmoud al-AZahar dan Ismail Haniya. La Messuziere mengatakan bahwa Hamas telah bersiap menerima negara Palestina dengan perbatasan-perbatasan tahun 1967 `yang secara tidak langsung sama dengan mengakui Israel." Al-Noono mengatakan, para pejabat Hamas mengatakan kepada diplomat Prancis bahwa Hamas `menerima Dokumen Kesepakatan Nasional yang membahas dengan jelas pembentukan negara Palestina dengan perbatasan seperti pada tahun 1967.` Dia menambahkan bahwa `ini tidak berarti memberikan suatu bagian Palestina atau pengakuan terhadap Israel. Ini sikap yang jelas." Eropa, Amerika Serikat dan Israel mencatat Hamas sebagai organisasi teroris. (*)