Berbasiskan teknologi Menristekdikti dorong ekonomi rakyat tumbuh
25 Agustus 2019 12:00 WIB
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengunjungi pameran Research, Innovation, Technology (Ritech/Riset, Inovasi dan Teknologi) Expo 2019 dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 di Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Provinsi Bali, Minggu (25/08/2019). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak/am.
Bali (ANTARA) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong ekonomi rakyat tumbuh dengan berbasiskan teknologi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
Hal itu disampaikan saat mengunjungi pameran Research, Innovation, Technology (Ritech/Riset, Inovasi dan Teknologi) Expo 2019 dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 di Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Provinsi Bali, Minggu.
"Mudah-mudahan kalau ini semua bisa berjalan dengan baik maka ekonomi rakyat akan tumbuh berbasis teknologi bukan ekonomi tumbuh atas dasar biasa-biasa saja atau 'business as usual'," katanya.
Kemristekdikti juga mendorong berbagai upaya untuk memasyarakatkan inovasi kepada seluruh elemen bangsa, termasuk melalui kerja sama dengan pendidikan tinggi, peneliti dan semua lembaga yang di bawah Kemristekdikti, juga kolaborasi dengan daerah.
Ia meyakini perkembangan hasil riset, inovasi dan teknologi akan semakin kondusif, apalagi dengan dukungan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek).
"Mudah-mudahan ini bisa mewadahi para inventor, karena di sana namanya ada litbang jirap (penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan) untuk menghasilkan inovasi dan invensi," katanya.
ia menjelaskan penelitian bernilai ekonomis ada banyak. Mulai dari besar, sedang, dan kecil. Contoh yang besar, bagaimana minyak sawit bisa dijadikan bahan bakar minyak, seperti solar dan avtur.
"Kalau bisa diselesaikan dalam dua tahun ke depan, kita tidak impor BBM (bahan bakar minyak). Kita bisa hemat 17,6 miliar dolar AS atau Rp250 triliun," katanya.
Berbagai hasil riset, teknologi dan inovasi yang ditampilkan dalam Ritech Expo 2019 berasal dari bidang pangan dan pertanian; kesehatan dan obat; transportasi; teknologi informasi dan komunikasi; energi; material maju; pertahanan dan keamanan; kemaritiman; penanggulangan bencana; serta pendidikan, seni, sosial dan budaya.
Baca juga: LIPI arahkan pengembangan ekonomi kreatif berbasis teknologi
Baca juga: Industri tulang punggung ekonomi nasional
Baca juga: Ekonomi digital diproyeksi sumbang PDB 9,5 persen pada 2025
Hal itu disampaikan saat mengunjungi pameran Research, Innovation, Technology (Ritech/Riset, Inovasi dan Teknologi) Expo 2019 dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 di Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Provinsi Bali, Minggu.
"Mudah-mudahan kalau ini semua bisa berjalan dengan baik maka ekonomi rakyat akan tumbuh berbasis teknologi bukan ekonomi tumbuh atas dasar biasa-biasa saja atau 'business as usual'," katanya.
Kemristekdikti juga mendorong berbagai upaya untuk memasyarakatkan inovasi kepada seluruh elemen bangsa, termasuk melalui kerja sama dengan pendidikan tinggi, peneliti dan semua lembaga yang di bawah Kemristekdikti, juga kolaborasi dengan daerah.
Ia meyakini perkembangan hasil riset, inovasi dan teknologi akan semakin kondusif, apalagi dengan dukungan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek).
"Mudah-mudahan ini bisa mewadahi para inventor, karena di sana namanya ada litbang jirap (penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan) untuk menghasilkan inovasi dan invensi," katanya.
ia menjelaskan penelitian bernilai ekonomis ada banyak. Mulai dari besar, sedang, dan kecil. Contoh yang besar, bagaimana minyak sawit bisa dijadikan bahan bakar minyak, seperti solar dan avtur.
"Kalau bisa diselesaikan dalam dua tahun ke depan, kita tidak impor BBM (bahan bakar minyak). Kita bisa hemat 17,6 miliar dolar AS atau Rp250 triliun," katanya.
Berbagai hasil riset, teknologi dan inovasi yang ditampilkan dalam Ritech Expo 2019 berasal dari bidang pangan dan pertanian; kesehatan dan obat; transportasi; teknologi informasi dan komunikasi; energi; material maju; pertahanan dan keamanan; kemaritiman; penanggulangan bencana; serta pendidikan, seni, sosial dan budaya.
Baca juga: LIPI arahkan pengembangan ekonomi kreatif berbasis teknologi
Baca juga: Industri tulang punggung ekonomi nasional
Baca juga: Ekonomi digital diproyeksi sumbang PDB 9,5 persen pada 2025
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: