Taipeh (ANTARA) - Taiwan bersiap menghadapi Topan Bailu pada Sabtu, dan menutup tempat usaha serta sekolah sementara perusahaan penerbangan membatalkan ratusan penerbangan di tengah peringatan mengenai tanah longsor, banjir dan gelombang tinggi di pulau tersebut.
Topan Bailu, yang dikategorikan sebagai topan paling lemah oleh Biro Cuaca Taiwan, memasuki daratan pada Sabtu siang di Kabupaten Pingtung di bagian selatan negeri itu dengan kecepatan angin maksimal 137 kilometer per jam.
Ratusan orang dipindahkan ke tempat aman, sementara lebih dari 350 penerbangan dibatalkan, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu. Sebanyak 34.000 prajurit dikerahkan ke Taiwan Selatan di tengah kekhawatiran mengenai banjir.
Baca juga: Beberapa penerbangan dibatalkan saat Taiwan bersiap hadapi topan super Maria
Topan tersebut, yang pertama memasuki daratan pulau itu dalam lebih dari dua tahun, memutus pasokan listrik ke hampir 30.000 rumah dan mengakibatkan banjir lokal di Taiwan Selatan.
Biro itu mengeluarkan peringatan angin dan hujan buat Taiwan Selatan, termasuk Kota Pelabuhan Kaohsiung, tempat kegiatan usaha dan sekolah ditutup. Biro tersebut juga mengeluarkan peringatan buat nelayan di seluruh pulau itu.
Baca juga: Taiwan lumpuh akibat topan
Topan tersebut diperkirakan melewati Teluk Taiwan dan melanda Provinsi Fujian di China pada akhir pekan, kata petugas prakiraan cuaca.
Topan sering menerjang Taiwan, China, Filipina dan Jepang pada semester kedua setiap tahun, dan memperoleh kekuatan dari perairan hangat di Samudra Pasifik atau Laut China Selatan.
Topan Morakot memporakporandakan pulau itu pada 2009, sehingga menewaskan hampir 700 orang, kebanyakan dari mereka akibat tanah longsor.
Baca juga: Korban tewas Topan Morakot di Taiwan 121 orang
Sumber: Reuters
Topan tutup tempat usaha, paksa pembatalan penerbangan di Taiwan
24 Agustus 2019 18:32 WIB
Ilustrasi seorang pengendara motor berjalan melewati pohon dan motor yang jatuh akibat Topan Saola di Taipei, beberapa waktu lalu. (REUTERS/Yi-ting Chung)
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: