Kementan lepas ekspor produk turunan sawit senilai Rp212,8 miliar
24 Agustus 2019 17:31 WIB
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Ali Jamil (kacamata hitam) melepas ekspor sebanyak 22,8 ribu ton produk turunan sawit asal Sumatera Barat senilai Rp212,8 miliar, di Padang, Sabtu (24/8/2019). (Dok. Barantan)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas ekspor sebanyak 22,8 ribu ton produk turunan sawit asal Sumatera Barat senilai Rp212,8 miliar.
Produk turunan sawit masing-masing minyak sawit berupa RBD sebanyak 4 ribu ton, CPO sebanyak 7,8 ribu ton dengan tujuan Cina serta produk samping berupa cangkang sebanyak 11 ribu ton ke Jepang dilepas oleh Kepala Barantan Ali Jamil, saat meninjau industri cangkang sawit di Padang, Sumatera Barat, Sabtu.
"Untuk urusan ekspor, sesuai instruksi Menteri Pertanian harus diberikan 'karpet merah'. Kami pastikan layanan cepat, tepat dan sesuai persyaratan teknis negara tujuan," katanya melalui keterangan tertulis.
Menurut dia, selaku fasilitator perdagangan produk pertanian, pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan ke negara mitra dagang.
Perlakuan pemeriksaan karantina dilaksanakan sesuai dengan standar internasional dan persyaratan tiap negara tujuan.
"Penguatan sistem perkarantinaan tidak hanya untuk menjaga kelestarian SDA hayati tapi sekaligus juga untuk mendorong kinerja ekspor pertanian," katanya.
Jamil menyatakan penerapan sertifikasi online atau e-Cert telah dilakukan Barantan untuk menjamin diterimanya produk pertanian di negara tujuan ekspor.
Pertukaran data tersebut, lanjutnya, memungkinkan pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis dilakukan sebelum produk sampai. Sehingga jika ada ketidaksesuaian dapat segera diantisipasi perlakuan karantinanya.
"Saat ini baru ada 4 negara, Australia, Selandia Baru, Belanda dan Vietnam. Kedepan akan terus kami jajaki kerjasama ini. Pak Mentan menginstruksikan kalau bisa kedepan semua negara," ujarnya.
Sementara itu Kepala Karantina Pertanian Padang Eka Darnida Yanto menyebutkan selain produk turunan sawit pada hari yang sama juga diekspor produk pertanian lain asal Sumbar dengan total nilai ekonomi mencapai Rp212,8 miliar.
Komoditas yang diekspor tersebut terdiri dari lempeng karet sebanyak 604,8 ton, biji kopi sebanyak 18 ton, kayu manis sebanyak 95 ton dan produk turunan kelapa yang terdiri dari santan 83,8 ton, kelapa parut 25 ton dan air kelapa sebanyak 71,2 ton.
Adapun negara tujuan ekspor antara lain Belanda, Spanyol, Norwegia, Cina, Bangladesh dan Jerman.
Eka menyatakan ekspor cangkang sawit dari data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya tercatat adanya peningkatan sebesar 28 persen
Total ekspor di tahun 2018 sebanyak 404,8 ribu ton sementara hingga minggu ke-2 Agustus 2019 ekspor cangkang sawit mencapai 344,4 ribu ton.
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumbar, Chandra dalam sambutannya mengapresiasi tumbuhnya industri turunan asal sawit berupa cangkang.
Dia berharap Kementan dapat memberikan tambahan bantuan mulai dari benih unggul, budidaya hingga peningkatan kemampuan SDM disamping penjaminan produk di pasar ekspor.
"Dengan keunggulan sebagai biomassa dan harga yang lebih murah dibanding sumber energi asal fosil, Kadistan yakin bahwa cangkang sawit sebagai energi hijau bakal menjadi kebutuhan dunia," katanya.
Baca juga: Kementan lepas ekspor produk kelapa ke mancanegara
Baca juga: Barantan fasilitasi pemetaan komoditas pertanian unggulan di Gorontalo
Baca juga: Karantina Pertanian libatkan TNI-Polri awasi empat zona rawan
Baca juga: Kementan lepas produk ekspor Kalsel
Produk turunan sawit masing-masing minyak sawit berupa RBD sebanyak 4 ribu ton, CPO sebanyak 7,8 ribu ton dengan tujuan Cina serta produk samping berupa cangkang sebanyak 11 ribu ton ke Jepang dilepas oleh Kepala Barantan Ali Jamil, saat meninjau industri cangkang sawit di Padang, Sumatera Barat, Sabtu.
"Untuk urusan ekspor, sesuai instruksi Menteri Pertanian harus diberikan 'karpet merah'. Kami pastikan layanan cepat, tepat dan sesuai persyaratan teknis negara tujuan," katanya melalui keterangan tertulis.
Menurut dia, selaku fasilitator perdagangan produk pertanian, pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan ke negara mitra dagang.
Perlakuan pemeriksaan karantina dilaksanakan sesuai dengan standar internasional dan persyaratan tiap negara tujuan.
"Penguatan sistem perkarantinaan tidak hanya untuk menjaga kelestarian SDA hayati tapi sekaligus juga untuk mendorong kinerja ekspor pertanian," katanya.
Jamil menyatakan penerapan sertifikasi online atau e-Cert telah dilakukan Barantan untuk menjamin diterimanya produk pertanian di negara tujuan ekspor.
Pertukaran data tersebut, lanjutnya, memungkinkan pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis dilakukan sebelum produk sampai. Sehingga jika ada ketidaksesuaian dapat segera diantisipasi perlakuan karantinanya.
"Saat ini baru ada 4 negara, Australia, Selandia Baru, Belanda dan Vietnam. Kedepan akan terus kami jajaki kerjasama ini. Pak Mentan menginstruksikan kalau bisa kedepan semua negara," ujarnya.
Sementara itu Kepala Karantina Pertanian Padang Eka Darnida Yanto menyebutkan selain produk turunan sawit pada hari yang sama juga diekspor produk pertanian lain asal Sumbar dengan total nilai ekonomi mencapai Rp212,8 miliar.
Komoditas yang diekspor tersebut terdiri dari lempeng karet sebanyak 604,8 ton, biji kopi sebanyak 18 ton, kayu manis sebanyak 95 ton dan produk turunan kelapa yang terdiri dari santan 83,8 ton, kelapa parut 25 ton dan air kelapa sebanyak 71,2 ton.
Adapun negara tujuan ekspor antara lain Belanda, Spanyol, Norwegia, Cina, Bangladesh dan Jerman.
Eka menyatakan ekspor cangkang sawit dari data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya tercatat adanya peningkatan sebesar 28 persen
Total ekspor di tahun 2018 sebanyak 404,8 ribu ton sementara hingga minggu ke-2 Agustus 2019 ekspor cangkang sawit mencapai 344,4 ribu ton.
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumbar, Chandra dalam sambutannya mengapresiasi tumbuhnya industri turunan asal sawit berupa cangkang.
Dia berharap Kementan dapat memberikan tambahan bantuan mulai dari benih unggul, budidaya hingga peningkatan kemampuan SDM disamping penjaminan produk di pasar ekspor.
"Dengan keunggulan sebagai biomassa dan harga yang lebih murah dibanding sumber energi asal fosil, Kadistan yakin bahwa cangkang sawit sebagai energi hijau bakal menjadi kebutuhan dunia," katanya.
Baca juga: Kementan lepas ekspor produk kelapa ke mancanegara
Baca juga: Barantan fasilitasi pemetaan komoditas pertanian unggulan di Gorontalo
Baca juga: Karantina Pertanian libatkan TNI-Polri awasi empat zona rawan
Baca juga: Kementan lepas produk ekspor Kalsel
Pewarta: Subagyo
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: