Palangka Raya (ANTARA News) - Mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Pembebasan Kalimantan Tengah melakukan aksi unjuk rasa di Kota Palangka Raya, Senin pagi, menentang kenaikan harga bahan bakar minyak sekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Aksi puluhan mahasiswa itu dimulai dengan "longmarch" dari Masjid Shalahuddin, Kompleks Universitas Palangka Raya, menuju Bundaran Besar, di pusat Kota Palangka Raya. "Dalam peringatan 100 tahun Harkitnas, kami mendesak pemerintah bisa segera bertindak mengatasi krisis yang terjadi, baik krisis pangan, krisis kenaikan harga barang, krisis sosial, dan berbagai krisis lain," kata Ketua Pimpinan Wilayah Gema Pembebasan Kalteng, Sukri Gazali. Sukri mengatakan, Gema Pembebasan Kalteng menolak cara berfikir sekularistik-kapitalistik termasuk campur tangan lembaga dan negara asing dalam pengelolaan ekonomi Indonesia. Sistem sekuler-kapitalis, lanjutnya, terbukti justru membuat banyak rakyat kelaparan, sedangkan elit politik dan pemerintah serta sekelompok kecil masyarakat justru hidup dalam kemewahan dan bergelimang fasilitas. Sebagai gantinya, Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim harus menerapkan sistem ekonomi yang adil yakni ekonomi Islam berlandaskan pada syariah dan dikelola secara mandiri. Gema Pembebasan Kalteng juga menyoroti rencana kenaikan harga BBM yang dinilai akan membawa Indonesia pada krisis yang lebih parah dengan lonjakan penduduk miskin akibat melambungnya harga kebutuhan masyarakat. Menurut Sukri, dampak terburuk melambungnya harga minyak dunia diakibatkan pemerintah selama ini tidak becus menjaga sumber-sumber migas yang kini telah banyak dikuasai asing. "Kapitalisme sektor migas menyebabkan Indonesia yang kaya minyak bukannya untung dalam krisis minyak ini, tapi malah buntung. Segera usir investor asing di bidang migas," tegasnya. Di Bundaran Besar, para mahasiswa membagikan selebaran pernyataan sikap memperingati Hari Kebangkitan Nasional kepada para pengendara yang melintas. Massa juga secara bergantian melakukan aksi orasi dan meneriakkan yel-yel semangat kebangkitan nasional. Aksi berlangsung di bawah kawalan ketat aparat Kepolisian Resor Palangka Raya.(*)