Prihatin harga murah, petani bagikan bawang merah ke pengguna jalan
23 Agustus 2019 15:10 WIB
Petani Bantul membagikan bawang merah ke pengguna jalan. Acara bertajuk 'Selamatkan Petani Bawang Merah Kabupaten Bantul' sebagai bentuk keprihatinan atas nasib petani bawang merah yang panennya hanya laku Rp5.000 per kilogram. (Foto ANTARA/Hery Sidik)
Bantul (ANTARA) - Para petani bawang merah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan aksi membagikan bawang merah hasil panen mereka kepada para pengguna jalan raya yang melintas di simpang empat Dongkelan Jalan Lingkar Selatan.
"Aksi bagi-bagi bawang merah ini sebagai bentuk keprihatinan atas nasib petani karena bawang merah kini hanya laku sekitar Rp5.000 per kilogram," kata Koordinator Aksi Subardjo di sela membagikan bawang merah di Simpang Empat Dongkelan Bantul, Jumat.
Menurut dia, dalam aksi bertajuk 'Selamatkan Petani Bawang Merah Kabupaten Bantul' tersebut diperkirakan ada bawang merah seberat satu kuintal dalam karung. Bawang merah yang dibagikan itu dikemas dalam bentuk ikat seberat satu kilogram.
Sementara itu, petani bawang merah lahan pasir di Dusun Ngepet, Desa Srigading, Sanden, Bantul, Rujito mengatakan harga jual bawang petani Bantul ke pengepul saat ini sangat murah hanya sebesar Rp5 ribu per kilogram dan itu sangat merugikan para petani.
Baca juga: Pemkab Kulon Progo targetkan produksi bawang merah 6.135 ton
"Yang dirasakan sekarang ini bukan lagi untung tapi buntung (rugi), kalau idealnya harganya sekitar Rp12 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram," katanya.
Menurut dia, penurunan harga bawang merah petani di Bantul sudah dirasakan sejak hari raya Idul Adha 1440 Hijriah atau pekan pertama Agustus ini, dan dari hari ke hari semakin menurun menyusul panen raya bawang merah di beberapa daerah.
"Mulai turun sejak Hari Raya Kurban (Idul Adha) awalnya turun Rp2 ribu sampai Rp3 ribu per kilogram, terus turun sampai sekarang. Kalau penyebabnya saya kurang tahu, kemungkinan karena sekarang ini panen raya," katanya.
Dia mengatakan, dengan harga jual dari petani bawang yang hanya Rp5 ribu per kg tersebut tidak mampu menutup biaya modal mulai dari tanam hingga panen. Dia mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp12 juta, namun hasilnya hanya mendapat Rp3 jutaan.
Baca juga: BI dukung pemanfaatan bahan organik untuk penanaman bawang merah
"Melalui aksi ini harapan saya pemerintah bisa ikut campur misalnya dengan membeli hasil panen untuk disimpan di gudang bawang yang ada di Bantul dan dijual ketika harganya normal, padahal Bantul punya gudang bawang yang kapasitasnya besar," katanya.
Meski mengaku rugi, Rujito mengaku tetap akan menanam bawang merah pada musim tanam selanjutnya asalkan memiliki modal untuk operasional tanam."Tidak kapok (tanam bawang), asal ada yang meminjamkan modal," kata petani bawang yang menggarap lahan seluas 2.000 meter persegi ini.
"Aksi bagi-bagi bawang merah ini sebagai bentuk keprihatinan atas nasib petani karena bawang merah kini hanya laku sekitar Rp5.000 per kilogram," kata Koordinator Aksi Subardjo di sela membagikan bawang merah di Simpang Empat Dongkelan Bantul, Jumat.
Menurut dia, dalam aksi bertajuk 'Selamatkan Petani Bawang Merah Kabupaten Bantul' tersebut diperkirakan ada bawang merah seberat satu kuintal dalam karung. Bawang merah yang dibagikan itu dikemas dalam bentuk ikat seberat satu kilogram.
Sementara itu, petani bawang merah lahan pasir di Dusun Ngepet, Desa Srigading, Sanden, Bantul, Rujito mengatakan harga jual bawang petani Bantul ke pengepul saat ini sangat murah hanya sebesar Rp5 ribu per kilogram dan itu sangat merugikan para petani.
Baca juga: Pemkab Kulon Progo targetkan produksi bawang merah 6.135 ton
"Yang dirasakan sekarang ini bukan lagi untung tapi buntung (rugi), kalau idealnya harganya sekitar Rp12 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram," katanya.
Menurut dia, penurunan harga bawang merah petani di Bantul sudah dirasakan sejak hari raya Idul Adha 1440 Hijriah atau pekan pertama Agustus ini, dan dari hari ke hari semakin menurun menyusul panen raya bawang merah di beberapa daerah.
"Mulai turun sejak Hari Raya Kurban (Idul Adha) awalnya turun Rp2 ribu sampai Rp3 ribu per kilogram, terus turun sampai sekarang. Kalau penyebabnya saya kurang tahu, kemungkinan karena sekarang ini panen raya," katanya.
Dia mengatakan, dengan harga jual dari petani bawang yang hanya Rp5 ribu per kg tersebut tidak mampu menutup biaya modal mulai dari tanam hingga panen. Dia mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp12 juta, namun hasilnya hanya mendapat Rp3 jutaan.
Baca juga: BI dukung pemanfaatan bahan organik untuk penanaman bawang merah
"Melalui aksi ini harapan saya pemerintah bisa ikut campur misalnya dengan membeli hasil panen untuk disimpan di gudang bawang yang ada di Bantul dan dijual ketika harganya normal, padahal Bantul punya gudang bawang yang kapasitasnya besar," katanya.
Meski mengaku rugi, Rujito mengaku tetap akan menanam bawang merah pada musim tanam selanjutnya asalkan memiliki modal untuk operasional tanam."Tidak kapok (tanam bawang), asal ada yang meminjamkan modal," kata petani bawang yang menggarap lahan seluas 2.000 meter persegi ini.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: