Manokwari (ANTARA) - Kegiatan perekonomian di Manokwari kembali bergeliat setelah kericuhan terjadi menyoal peristiwa rasial di Surabaya dan Malang di ibu kota Provinsi Papua Barat itu pada Senin (19/8).
Para pedagang nampak menggelar dagangan di pasar terbesar di Manokwari, Pasar Sanggeng, Jumat.
Pedagang aksesoris khas Papua Barat Ani masoka (54) mengaku baru berjualan lagi empat hari pascaricuh karena merasa kondisi sudah aman.
"Kemarin tidak jualan, baru hari ini jualan. Sama sekali tidak datang ke pasar, tidak bisa jualan karena pasar tutup," ujar dia yang mengaku sudah menjual barang kepada tiga pembeli pagi ini.
Tukang ojek Raymond Paul (26) menilai saat ini kondisi Manokwari sudah aman dan masyarakat sudah melakukan aktivitas di pasar.
Saat terjadi kericuhan, pemuda yang mengaku melihat dari jauh karena mempertimbangkan situasi rawan, tidak dapat bekerja karena jalanan Manokwari lumpuh.
"Akhirnya beberapa hari kondisi jalan sudah normal. Sudah dua hari setelah kejadian. Aktivitas ekonomi biasa meski belum seramai sebelumnya, tetapi ini sudah ada perubahan," kata Raymond.
Ia berharap masyarakat tidak terprovokasi lagi dan kondisi Manokwari aman sehingga kegiatan mencari pundi-pundi uang tidak terganggu.
Selain itu, Obel, penjual sayur, juga sudah berdagang seperti biasa dan tidak merasa takut karena jalan-jalan sudah dapat dilalui seperti biasa.
Dari peristiwa kemarin, ia berharap tidak terjadi lagi penghinaan yang menyulut rasa tersinggung suatu suku sehingga kondisi memanas.
"Jangan terjadi lagi, manusia menjaga kita punya langkah, kita punya mulut. Cara bicara baik-baik, main-main tetap sopan, orang punya perasaan," kata Obel.
Baca juga: Pemerintah pastikan layanan BUMN di Manokwari lancar
Baca juga: Pelabuhan di Papua kembali beroperasi normal pascakericuhan
Baca juga: Penyaluran BBM di Manokwari, Sorong, dan Jayapura kembali normal
Kegiatan ekonomi Manokwari kembali bergeliat
23 Agustus 2019 10:59 WIB
Pedagang kembali menggelar dagangan diPasar Sanggeng, Manokwari, Jumat (23/8/2019). (ANTARA/Dyah Dwi)
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: