Lebak (ANTARA News) - Petani Kabupaten Lebak, Banten, mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi jenis urea menyusul tibanya musim tanam sehingga dapat berdampak terhadap menurunnya produksi padi tahun ini. "Hampir dua minggu lalu pupuk urea sulit di pasaran, padahal saya sangat memerlukan lahan penyuburan karena usia tanam padi baru tujuh hari," kata Sayuti (50) seorang petani Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak,Jumat. Menurut dia,jika pupuk itu menghilang tentu petani merasa terpukul sehubungan memasuki musim tanam pada bulan Mei 2008 ini. Bahkan, pihaknya sudah mendatangi sejumlah kios resmi penjual pupuk urea namun tidak ditemukan. "Saya bingung dengan menghilangnya pupuk urea itu dan dikhawatirkan tanaman padi miliknya mudah terserang hama,"katanya. Kelangkaan ini,menurut dia, petani sangat menderita juga merugi karena akan mempengaruhi terhadap pendapatan padi pada musim panen. Sebab, ujar dia,apabila tanaman padi itu tidak menggunakan pupuk urea sangat mudah terserang berbagai penyakit hama. Oleh karena itu, pihaknya mendesak pemerintah agar segera menangani kelangkaan itu sehingga petani dapat terbantu untuk menyelamatkan tanaman. "Kalau tanaman padi tidak mendapatkan pupuk urea seringkali batangya mati bahkan berwarna kekuning-kungingan," katanya. H Anta (45) penyalur resmi pupuk di Pasar Tradisioanal, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, di tempat terpisah, mengatakan, selama dua minggu terakhir ini pasokan pupuk dari distribusi kabupaten belum ada,padahal permintaan begitu banyak karena petani sedang memasuki musim tanam. "Karena itu,kami minta distribusi agar segera menyalurkan pupuk bersubsidi jenis urea karena saat ini petani sangat memerlukannya," katanya. Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pertanian, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Salim, mengaku, kelangkaan pupuk urea itu dapat mengakibatkan menyusutnya pendapatan petani karena lahan tanaman padi tidak begitu subur. Apalagi,sebagian besar usia tanam padi antara satu sampai dua minggu sehingga membutuhkan penggunaan pupuk untuk menyuburkan tanamannya. "Kelangkaan ini sudah dilaporkan kepada dinas pertanian kabupaten,namun belum ada realisasi,"katanya. Ia menyebutkan, kebutuhan pupuk Mei-Juni di Kecamatan Cijaku jenis SP 36 tercatat 170 ton, urea 235 ton, ponska 234 ton dan ZA 58 ton. Namun demikian,hingga kini penyaluran pupuk dari para distributor resmi belum memasok sehingga petani terancam merugi jika tanam tahun ini.(*)