"Personel Humas profesional akan mampu meredam kegaduhan siber atau di dunia maya. Karena kegaduhan di zaman sekarang tidak lagi sebatas senggol-senggolan di lapangan atau satu lokasi di dunia nyata. Namun ruang siber yang justru dapat berakibat fatal, bahkan negara pun bisa porak poranda," kata Iqbal di Banjarmasin, Kamis.
Diungkapkan Iqbal, sudah banyak bukti jika "pertempuran" yang hanya berawal di media sosial menjadi konflik nyata hingga berujung aksi anarkis dan sebagainya.
"Baru saja kontestasi pemilu sangat gaduh di media sosial hingga meruncingkan perselisihan. Hal ini patut menjadi perhatian bersama dan fungsi Humas Polri memiliki tugas untuk meredamnya. Karena satu ingin kita capai dalam manajemen media ini yaitu pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat," jelasnya.
Kehadiran Iqbal di Polda Kalsel untuk menutup kegiatan bertajuk "Sosialisasi pemantauan siber dan analisis media Bag Pemanalis Biro Multimedia Divisi Humas Polri" dalam rangka peningkatan kemampuan personel Humas yang telah berlangsung selama dua hari di Aula Bhayangkari Mathilda Batlayeri Mapolda Kalsel.
Menurut Iqbal, personel Humas harus mempunyai kemampuan siber yang sangat profesional. Kemudian teknis analisis, kemampuan teknis pemetaan dan kemampuan teknis memberikan rekomendasi, sehingga semua yang dilakukan personel dapat menjadi kebijakan bagi seorang pimpinan wilayah.
"Oleh karena itulah, kami turun ke wilayah-wilayah memberikan pembekalan untuk menguatkan personel agar lebih Promoter yaitu profesional, modern dan terpercaya sesuai Program Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Sehingga pengelolaan dunia siber dapat dilakukan secara tepat dan akurat tapi tentunya tegas juga," papar jenderal polisi bintang dua itu.
Iqbal menegaskan, Humas kini bukan lagi fungsi pendukung di tubuh Polri, namun jadi pemeran utama. Untuk itu, anggota yang mengawaki Bidang Humas adalah personel pilihan.
"Jadi seorang Kabid Humas di Polda atau Kasubag Humas Polres bukan hanya juru bicara saja, dia harus mampu melakukan sentuhan kepada teman-teman media. Kemudian melakukan agenda seting yang baik dan itu butuh pendekatan personal," tandas lulusan Akpol 1991 itu menekankan.
Untuk Bidang Humas Polda Kalsel sendiri, Iqbal melihat sudah mampu berkembang pesat. Apalagi Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani dinilainya sangat memahami tentang strategi media.
"Kakak asuh saya Kapolda Kalsel sangat memahami bagaimana konstruksi media, bagaimana petanya media dan benefit serta ruginya media tersebut untuk pemeliharaan kamtibmas," tukasnya.
Sementara Kapolda Yazid Fanani berharap, para personel Humas jajarannya yang telah mengikuti pembekalan oleh Divisi Humas Polri tersebut dapat berbeda pengetahuannya sekarang.
"Berbekal pengayaan kompetensi yang diharapkan, maka berimplikasi pada tambahan wawasan dan strategi bagaimana bisa melakukan counter opini yang buruk di media sosial menjadi opini positif yaitu terciptanya situasi yang aman, damai hingga solid tidak terpecah-pecah," ucapnya.