Jakarta (ANTARA News) - Pebulutangkis peringkat delapan dunia dari Korea Selatan (Korsel), Park Sung Hwan, mengatakan bahwa permainan Sony Dwi Kuncoro dalam pertandingan semifinal Piala Thomas antara Korea dan Indonesia tidak seperti biasanya. "Sony menyerang sejak awal, tetapi ia malah banyak membuat kesalahan," ujar Park, yang mengalahkan Sony 21-12, 12-21, 21-18 dalam pertandingan yang digelar di Istana Olahraga (Istora) Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat malam. Ia mengatakan, Sony bermain sangat tegang, sehingga banyak membuat kesalahan sendiri. Menurut Park, kemenangannya pada babak permainan pertama diraih karena mempunyai pertahanan yang baik untuk menahan serangan Sony. "Pada babak permainan pertama pertahanan saya sangat berguna," kata Park, yang memperpanjang rekor kemenangan atas Sony menjadi 5-2. Dalam beberapa reli yang terjadi, Park berhasil menahan serangan Sony, namun sebaliknya ketika mendapat kesempatan menyerang Sony tampak kewalahan dan tidak mengembalikan shuttlecock. Pada babak permainan kedua, percaya diri Sony mulai tampak dengan bermain tenang dan sabar meladeni pukulan-pukulan Park yang lebih banyak bermain di depan net, untuk merebut game kedua 21-12. Namun, Sony memperlihatkan ketegangan kembali sejak awal babak permainan ketiga saat banyak membuat kesalahan, sehingga tertinggal 12-17. Harapan muncul saat runner-up kejuaraan dunia itu menyamakan kedudukan menjadi 17-17, namun dua kesalahan Sony membuat Park kembali memimpin 20-18, dan pengembalian Sony yang menyangkut di net menyudahi pertandingan sekaligus membawa Korea unggul sementara 1-0. Mengenai pendukung yang gegap gempita mendukung tim Indonesia, Park mengatakan, tidak pernah melihat pendukung yang sangat "gila" seperti itu, meski ia sudah berulang kali datang ke Indonesia. "Mudah-mudahan kami bisa mendapatkannya juga di negara kami," kata juara Asia tersebut. (*)