Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura II membutuhkan dana Rp500 miliar hingga Rp1 triliun untuk pembiayaan selama semester II 2019.

"Kalau dilihat dari kebutuhannya, memang program masih naik turun antara Rp500 miliar sampai Rp1 triliun untuk semester II saja," kata Direktur Keuangan Angkasa Pura (AP) II Bayu Rafisukmawan kepada Antara dalam Penutupan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) untuk wilayah Palembang-Sumatera Selatan dan Palangkaraya-Kalimantan Tengah di Jakarta, Kamis.

Bayu mengatakan pihaknya akan mengupayakan pembiayaan dari eksternal, baik dari pinjaman bank maupun penerbitan surat utang atau obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap II.

"Pembiayaan itu kemungkinan akan banyak dari bank, kita juga masih punya fasilitas obligasi PUB masih bisa dilakukan dan saat ini sedang diskusi dengan konsultan keuangan kita mana yang paling efektif dan efisien, apakah kita ambil dari bank atau issue yang PUB Tahap II," ujarnya.

Besaran pembiayaan tersebut, kata Bayu, yakni untuk sejumlah proyek Angkasa Pura II, baik eksploitasi maupun ekspansi, di mana yang paling membutuhkan saat ini adalah untuk pengembangan Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, selain itu juga pengembangan Bandara Radin Inten II Lampung, Bandara Palembang dan Pekanbaru.

"Yang baru di Tjilik Riwut ini ada beberapa tambahan, ya kita tambahkan, pembangunan itu masih terus berlanjut, kemudian di Lampung juga kita mulai ekspansi," katanya.

Dia menyebutkan porsi pembiayaan perseroan saat ini masih lebih banyak dari eksternal daripada internal, yakni sekitar 70 persen dari internal perusahaan dan 30 persen dari eksternal perusahaan.

Adapun, total belanja modal Angkasa Pura II sepanjang 2019 sebesar Rp11 triliun. Angkasa Pura II juga mendapat penugasan untuk mengelola empat bandara yang sebelumnya dikelola Kementerian Perhubungan.

Kempat bandara tersebut, yakni Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya, Bandar Udara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Bandara Radin Inten Lampung dan Bandara H.A.S Hanandjoeddin di Belitung.