Pemkab Aceh Tengah Targetkan Lumbung Bawang Merah Gayo
21 Agustus 2019 18:50 WIB
Sejumlah petani menumpukan bawang merah saat panen di Desa Lamanyang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (8/2). Antara Aceh/Ampelsa
Takengon, Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah menargetkan bakal menjadi lumbung yang memproduksi varietas bawang merah lokal, yakni bawang merah gayo demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri di tahun 2020.
"Kalau di hortikultura, kita kembangkan dan sudah dilepas bawang merah gayo. Maka di tahun 2020 target kita menjadi lumbung bawang merah gayo," ujar Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah, Juanda di Takengon, Rabu.
Ia menjelaskan, varietas lokal ini telah banyak dibudidayakan petani di sekitar Danau Laut Tawar, dan di pertengahan Januari 2019 lolos menjadi salah satu varietas unggul dari kabupaten di dataran tinggi setelah melalui pengujian keaslian dilakukan Kementerian Pertanian.
Keunggulan bawang merah gayo di antaranya tahan terhadap penyakit, lalu anaknya banyak, warnanya lebih merah, umur panen lebih pendek sekitar 2,5 bulan, cita rasa, dan aromanya.
Ia mengakui, tahun ini para petani setempat masih mendatangkan bibit komoditi tersebut berasal dari luar Pulau Sumatera, yakni Kabupaten Brebes di Provinsi Jawa Tengah.
"Tapi di tahun 2020, kita upayakan dari petani setempat. Karena untuk wilayah Aceh, kita sebagai satu-satunya bawang merah gayo menjadi bibit unggul," tegasnya.
Ia mengatakan, jumlah bawang merah yang telah ditanam oleh petani di salah satu daerah dataran tinggi di Aceh tersebut tahun 2017 tercatat seluas 328 hektare dengan produksi total 2.341 ton atau rata-rata memproduksi 6,7 ton per hektare.
"Kami memiliki keyakinan yang tinggi bahwa bawang merah gayo dapat diterima pasar dengan baik tidak hanya di Aceh, melainkan provinsi lain seperti Medan di Sumatera Utara," ucap Juanda.
Kepala Seksi Teknologi Bawang Merah dan Sayuran Umbi Distan Aceh Tengah, Subardi sebelumnya menyebut, pihaknya mendukung upaya peningkatan produksi bawang putih dan bawang merah karena sangat potensial menjadi sentra komoditi berbagai hortikultura.
Menurut dia, dengan jumlah penduduk 5,37 juta jiwa, setidaknya perlu ditanam 2.800 sampai 3.000 hektare bawang merah, dan 1.500 hingga 1.600 hektare bawang putih demi memenuhi kebutuhan lokal di Aceh saja.
"Dewasa ini baru tertanam sekitar 1.100 hektare untuk bawang merah di seluruh Aceh, sedangkan bawang putih baru mulai menggeliat," katanya.
Baca juga: Panen bawang merah di Nganjuk bagus, lebih dari 20 ton per hektare
Baca juga: Pemkab Kulon Progo targetkan produksi bawang merah 6.135 ton
Baca juga: Bawang merah Probolinggo diekspor ke Thailand
"Kalau di hortikultura, kita kembangkan dan sudah dilepas bawang merah gayo. Maka di tahun 2020 target kita menjadi lumbung bawang merah gayo," ujar Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah, Juanda di Takengon, Rabu.
Ia menjelaskan, varietas lokal ini telah banyak dibudidayakan petani di sekitar Danau Laut Tawar, dan di pertengahan Januari 2019 lolos menjadi salah satu varietas unggul dari kabupaten di dataran tinggi setelah melalui pengujian keaslian dilakukan Kementerian Pertanian.
Keunggulan bawang merah gayo di antaranya tahan terhadap penyakit, lalu anaknya banyak, warnanya lebih merah, umur panen lebih pendek sekitar 2,5 bulan, cita rasa, dan aromanya.
Ia mengakui, tahun ini para petani setempat masih mendatangkan bibit komoditi tersebut berasal dari luar Pulau Sumatera, yakni Kabupaten Brebes di Provinsi Jawa Tengah.
"Tapi di tahun 2020, kita upayakan dari petani setempat. Karena untuk wilayah Aceh, kita sebagai satu-satunya bawang merah gayo menjadi bibit unggul," tegasnya.
Ia mengatakan, jumlah bawang merah yang telah ditanam oleh petani di salah satu daerah dataran tinggi di Aceh tersebut tahun 2017 tercatat seluas 328 hektare dengan produksi total 2.341 ton atau rata-rata memproduksi 6,7 ton per hektare.
"Kami memiliki keyakinan yang tinggi bahwa bawang merah gayo dapat diterima pasar dengan baik tidak hanya di Aceh, melainkan provinsi lain seperti Medan di Sumatera Utara," ucap Juanda.
Kepala Seksi Teknologi Bawang Merah dan Sayuran Umbi Distan Aceh Tengah, Subardi sebelumnya menyebut, pihaknya mendukung upaya peningkatan produksi bawang putih dan bawang merah karena sangat potensial menjadi sentra komoditi berbagai hortikultura.
Menurut dia, dengan jumlah penduduk 5,37 juta jiwa, setidaknya perlu ditanam 2.800 sampai 3.000 hektare bawang merah, dan 1.500 hingga 1.600 hektare bawang putih demi memenuhi kebutuhan lokal di Aceh saja.
"Dewasa ini baru tertanam sekitar 1.100 hektare untuk bawang merah di seluruh Aceh, sedangkan bawang putih baru mulai menggeliat," katanya.
Baca juga: Panen bawang merah di Nganjuk bagus, lebih dari 20 ton per hektare
Baca juga: Pemkab Kulon Progo targetkan produksi bawang merah 6.135 ton
Baca juga: Bawang merah Probolinggo diekspor ke Thailand
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: