Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menargetkan pada tahun ini kotak hitam atau black box mampu dibaca di Indonesia. "Arahan Pak Jusman (Menhub) seperti itu. Ini untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan industri penerbangan nasional," kata Ketua KNKT, Tatang Kurniadi, saat membuka Pelatihan Sehari Investigasi Kecelakaan Transportasi "Role and Procedure" di Jakarta, Kamis pagi. Jika Indonesia sudah memiliki kemampuan itu, setiap terjadi kecelakaan transportasi, khususnya udara, maka kotak hitamnya tak perlu dibaca di negara lain, seperti di Singapura, Australia maupun Amerika Serikat. "Ini juga sebuah `entry point` bagi Indonesia di dunia internasional," katanya. Untuk itu, katanya, KNKT telah mengirimkan salah satu investigatornya sejak beberapa bulan lalu ke Australia untuk belajar memiliki kemampuan membaca kotak hitam. Setelah itu, empat investigator KNKT juga akan dikirim ke Australia untuk kepentingan yang sama. "Jadi, hingga akhir tahun ini, mereka sudah bisa `action`," kata Tatang. Tidak hanya itu, KNKT akan mengirim dua investigator, satu untuk bidang udara dan satu untuk bidang darat. Keduanya akan belajar satu tahun di Australia, yakni di Australian Transport Safety Board (ATSB). Dijelaskannya seluruh komitmen tersebut didukung oleh bantuan Pemerintah Australia kepada Indonesia tahun ini senilai 24 juta dolar AS. Bantuan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas regulator dan investigator di Indonesia. "Bagian dari bantuan itu, sekitar 5 juta dolar AS memang diperuntukkan untuk peningkatan kapabilitas KNKT," kata Tatang. Namun, Tatang tidak merinci berapa kontribusi pemerintah Indonesia untuk menyiapkan sarana dan prasarana seperti laboratorium untuk pembacaan kotak hitam. (*)