Pangdam I/BB lepas 400 prajurit ke perbatasan Atambua
21 Agustus 2019 15:22 WIB
Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayjen TNI MS Fadillah melepas keberangkatan 400 prajurit Yonif 132/Bima Sakti di Dumai, Rabu (21/8). (Foto Antaranews/Abdul Razak/19)
Dumai (ANTARA) - Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayjen TNI MS Fadilah melepas keberangkatan 400 prajurit Yonif 132/Bima Sakti yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste Sektor Barat ke Atambua Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Dermaga A Pelindo Dumai, Rabu.
Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) itu secara resmi akan diberangkatkan pada Jumat (23/8) menggunakan KRI milik TNI Angkatan Laut melalui Pelabuhan Dumai menuju Atambua, NTT, dan bertugas selama sembilan bulan ke depan.
Baca juga: Pangdam I/BB: Prajurit harus saling percaya
Pangdam Fadilah mengatakan prajurit yang dikirim ke daerah perbatasan itu adalah mereka yang terpilih mendapat kehormatan dan kebanggaan untuk menjalankan tugas mulia menjaga dan mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Penugasan bagi prajurit merupakan satu kehormatan, bukti nyata TNI sebagai komponen pertahanan NKRI, dan daerah perbatasan diperlukan pengamanan agar konflik dapat dihindari sedini mungkin," kata Fadilah.
Baca juga: Kodam I/Bukit Barisan canangkan zona integritas bebas korupsi
Menurut dia, prajurit yang ditugaskan ke perbatasan diharapkan mampu menunjukkan prestasi gemilang dan terbaik, menjaga penampilan sikap dan berperilaku positif agar kehadiran diterima dan mendapat pengakuan sebagai pengawal, menjaga dan mengamankan keutuhan NKRI.
"Agar dapat mengemban tugas dengan baik, prajurit perbatasan harus memiliki kemampuan, di antaranya mampu berkomunikasi sosial baik, dan tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi timbul gangguan keamanan," katanya.
Selain itu, prajurit harus memahami kultur masyarakat setempat, menghargai adat istiadat dan kearifan lokal agar terjadi hubungan harmonis, serta bisa mengendalikan diri dengan tidak melanggar hukum dan hak asasi manusia.
"Laksanakan tugas mulia dengan baik dan berikan manfaat pada masyarakat, para perwira agar memberi atensi ke prajurit supaya tidak terjadi hal tidak diinginkan di wilayah penugasan," kata Fadilah.
Situasi yang diawasi di daerah perbatasan, menurut Jenderal TNI Bintang Dua ini, di antaranya penyelundupan dan aktivitas ilegal lainnya, sehingga prajurit yang bertugas harus mampu mengatasi gangguan dan memberikan bantuan secara cepat dan tepat.
Upacara pelepasan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif 132 Bimasakti itu dihadiri Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI Muhammad Fajar, Wali Kota Zulkifli As, Komandan Pangkalan TNI AL Dumai Kolonel Laut Wahyu Dili, Kapolres AKBP Restika PN, Dandim Letkol Horas Sitinjak, Kajari Mat Perang Yusuf, dan sejumlah pimpinan TNI setempat beserta unsur pimpinan daerah lain.
Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) itu secara resmi akan diberangkatkan pada Jumat (23/8) menggunakan KRI milik TNI Angkatan Laut melalui Pelabuhan Dumai menuju Atambua, NTT, dan bertugas selama sembilan bulan ke depan.
Baca juga: Pangdam I/BB: Prajurit harus saling percaya
Pangdam Fadilah mengatakan prajurit yang dikirim ke daerah perbatasan itu adalah mereka yang terpilih mendapat kehormatan dan kebanggaan untuk menjalankan tugas mulia menjaga dan mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Penugasan bagi prajurit merupakan satu kehormatan, bukti nyata TNI sebagai komponen pertahanan NKRI, dan daerah perbatasan diperlukan pengamanan agar konflik dapat dihindari sedini mungkin," kata Fadilah.
Baca juga: Kodam I/Bukit Barisan canangkan zona integritas bebas korupsi
Menurut dia, prajurit yang ditugaskan ke perbatasan diharapkan mampu menunjukkan prestasi gemilang dan terbaik, menjaga penampilan sikap dan berperilaku positif agar kehadiran diterima dan mendapat pengakuan sebagai pengawal, menjaga dan mengamankan keutuhan NKRI.
"Agar dapat mengemban tugas dengan baik, prajurit perbatasan harus memiliki kemampuan, di antaranya mampu berkomunikasi sosial baik, dan tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi timbul gangguan keamanan," katanya.
Selain itu, prajurit harus memahami kultur masyarakat setempat, menghargai adat istiadat dan kearifan lokal agar terjadi hubungan harmonis, serta bisa mengendalikan diri dengan tidak melanggar hukum dan hak asasi manusia.
"Laksanakan tugas mulia dengan baik dan berikan manfaat pada masyarakat, para perwira agar memberi atensi ke prajurit supaya tidak terjadi hal tidak diinginkan di wilayah penugasan," kata Fadilah.
Situasi yang diawasi di daerah perbatasan, menurut Jenderal TNI Bintang Dua ini, di antaranya penyelundupan dan aktivitas ilegal lainnya, sehingga prajurit yang bertugas harus mampu mengatasi gangguan dan memberikan bantuan secara cepat dan tepat.
Upacara pelepasan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif 132 Bimasakti itu dihadiri Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI Muhammad Fajar, Wali Kota Zulkifli As, Komandan Pangkalan TNI AL Dumai Kolonel Laut Wahyu Dili, Kapolres AKBP Restika PN, Dandim Letkol Horas Sitinjak, Kajari Mat Perang Yusuf, dan sejumlah pimpinan TNI setempat beserta unsur pimpinan daerah lain.
Pewarta: Abdul Razak
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: