Jalan "shortcut" titik 5-6 Singaraja-Mengwitani akan tuntas November
21 Agustus 2019 08:36 WIB
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Baru Batas Kota Singaraja Mengwitani, Ketut Payun Astapa, bersama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, saat memantau lokasi proyek shortcut Singaraja-Mengwitani pada titik 5-6 di lokasi proyek setempat (20/8). ((Foto Antaranews Bali/Made Adnyana/2019))
Singaraja (ANTARA) - Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Baru Batas Kota Singaraja Mengwitani, Ketut Payun Astapa, menegaskan bahwa pembangunan "shortcut" (jalan baru batas kota) Singaraja-Mengwitani pada titik 5 dan 6 sudah mencapai 70 persen, sehingga ditargetkan akan tuntas pada awal November 2019.
"Seluruh pihak membantu sehingga progres yang dicapai sudah plus 2 persen atau sudah mencapai 70 persen secara keseluruhan. Dengan percepatan ini, akhir Oktober atau awal November 2019, maka jalan titik 5 dan 6 bisa dibuka," kata Ketut Payun Astapa saat memantau lokasi proyek itu sebagaimana keterangan pers dari Humas Pemkab Buleleng yang diterima, Rabu.
Saat memantau proyek itu bersama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (20/8), ia menjelaskan pembangunan ini terus dipantau oleh pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR), khususnya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bali Nusra.
"Setiap permasalahan terus dikoordinasikan dan dikomunikasikan," katanya.
Untuk keuangan sendiri, ia mengatakan realisasi sudah mencapai 60 persen dari kontrak yang bernilai Rp140 miliar lebih. Pada akhir Agustus 2019, sesuai dengan kemajuan perkembangan pembangunan sampai di angka 70 persen. Pihak rekanan ingin menarik 10 persen lagi, namun pihak Kemen-PUPR tetap menilai apakah sudah layak penarikan termin tersebut atau tidak.
"Realisasi anggaran sudah sampai 60 persen saat ini. Kita juga terus melakukan penilaian dari Kemen-PUPR untuk penarikan termin oleh rekanan," ujar Payun Astapa.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, berdasarkan pemaparan yang dilakukan sebelum peninjauan, progress sudah + 2 persen, namun ada juga yang progress sampai minus, bahkan pembangunan jembatan sudah mencapai + 7-8 persen.
"Yang minus adalah pembuatan jalan zona 3, karena permukaan tanahnya memang tinggi.Tentu dari progres ini, saya berharap bulan November 2019 shortcut titik 5 dan 6 ini sudah bisa dibuka," ungkapnya.
Bupati menambahkan dari informasi yang diperoleh, shortcut titik 7 dan 8 sudah mulai proses tender. Ia pun kembali mengharapkan agar proyek tersebut cepat terlaksana. Hasil komunikasi dengan Gubernur Bali, Wayan Koster, jika memungkinkan tahun depan titik 7,8,9,10 sekaligus dikerjakan.
Hal tersebut sudah menjadi komitmen dari Gubernur Wayan Koster.
"Mudah-mudahan bisa terlaksana, sehingga jalur yang dulu dikatakan susah untuk ke Singaraja bisa jadi lebih nyaman dan kelandaiannya cuma 6 persen maksimal saat ini," kata Agus Suradnyana.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun jalan pintas dukung pariwisata Bali
Baca juga: Koster: Gunakan pendekatan santun terkait proyek jalan pemendek jarak
"Seluruh pihak membantu sehingga progres yang dicapai sudah plus 2 persen atau sudah mencapai 70 persen secara keseluruhan. Dengan percepatan ini, akhir Oktober atau awal November 2019, maka jalan titik 5 dan 6 bisa dibuka," kata Ketut Payun Astapa saat memantau lokasi proyek itu sebagaimana keterangan pers dari Humas Pemkab Buleleng yang diterima, Rabu.
Saat memantau proyek itu bersama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (20/8), ia menjelaskan pembangunan ini terus dipantau oleh pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR), khususnya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bali Nusra.
"Setiap permasalahan terus dikoordinasikan dan dikomunikasikan," katanya.
Untuk keuangan sendiri, ia mengatakan realisasi sudah mencapai 60 persen dari kontrak yang bernilai Rp140 miliar lebih. Pada akhir Agustus 2019, sesuai dengan kemajuan perkembangan pembangunan sampai di angka 70 persen. Pihak rekanan ingin menarik 10 persen lagi, namun pihak Kemen-PUPR tetap menilai apakah sudah layak penarikan termin tersebut atau tidak.
"Realisasi anggaran sudah sampai 60 persen saat ini. Kita juga terus melakukan penilaian dari Kemen-PUPR untuk penarikan termin oleh rekanan," ujar Payun Astapa.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, berdasarkan pemaparan yang dilakukan sebelum peninjauan, progress sudah + 2 persen, namun ada juga yang progress sampai minus, bahkan pembangunan jembatan sudah mencapai + 7-8 persen.
"Yang minus adalah pembuatan jalan zona 3, karena permukaan tanahnya memang tinggi.Tentu dari progres ini, saya berharap bulan November 2019 shortcut titik 5 dan 6 ini sudah bisa dibuka," ungkapnya.
Bupati menambahkan dari informasi yang diperoleh, shortcut titik 7 dan 8 sudah mulai proses tender. Ia pun kembali mengharapkan agar proyek tersebut cepat terlaksana. Hasil komunikasi dengan Gubernur Bali, Wayan Koster, jika memungkinkan tahun depan titik 7,8,9,10 sekaligus dikerjakan.
Hal tersebut sudah menjadi komitmen dari Gubernur Wayan Koster.
"Mudah-mudahan bisa terlaksana, sehingga jalur yang dulu dikatakan susah untuk ke Singaraja bisa jadi lebih nyaman dan kelandaiannya cuma 6 persen maksimal saat ini," kata Agus Suradnyana.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun jalan pintas dukung pariwisata Bali
Baca juga: Koster: Gunakan pendekatan santun terkait proyek jalan pemendek jarak
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: