Medan (ANTARA News) - Batavia Airline menerlantarkan seratusan lebih penumpang di terminal keberangkatan domestik, setelah pesawat maskapai penerbangan itu kembali mendarat (return to base) di Bandar Udara (Bandara) Polonia, Medan, Sumatera Utara, Senin. Beberapa penumpang maskapai itu menyebutkan, pesawat Batavia Air dengan nomor penerbangan 7P 590 rute Medan-Jakarta semula lepas landas (take off) sekira pukul 06.00 WIB dari landasan pacu Polonia. Setelah lepas landas dan terbang selama 30 menit, tiba-tiba pilot memutuskan untuk mendarat kembali di Bandara Polonia dengan alasan pesawat mengalami gangguan teknis. Akibat kerusakan itu penerbangan Batavia yang berikutnya juga mengalami gangguan atau penundaan selama beberapa jam seperti nomor penerbangan 7P 592 dan tertukarnya barang bawaan penumpang. "Kita tadi sudah check in dan sesuai jadual penerbangan 7P 592 saya berangkat pukul 10.00 WIB, namun penerbangan itu ditunda hingga pukul 11.00 WIB. Pesawat kami digunakan untuk penerbangan 7P 590 dengan membawa barang bawaan kami ke Jakarta," ujar Rita, salah seorang penumpang. Menurut dia, maskapai itu telah memberlakukan konsumennya dengan buruk karena hingga pukul 14.30 WIB petugas belum juga bisa memberikan kepastian keberangkatan tanpa memberikan kompensasi apapun kepada penumpang yang telah menunggu hampir lima jam. Kondisi itu mengakibatkan puluhan penumpang melakukan aksi pengembalian tiket (refund), dan mencari penerbangan lain kendati penumpang harus kecewa karena harga tiket yang dibeli tidak sesuai dengan yang dikembalikan. "Saya tadi membeli tiket seharga Rp700.000 dari biro perjalanan, tapi ketika di-refund maskapai hanya mengembalikan Rp587.000 untuk seluruh penumpang," ujar Deby Paredede yang kemudian terbang ke Jakarta dengan Lion Air. Pihak Batavia Air menolak memberikan keterangan kepada wartawan dengan alasan pimpinan maskapai tersebut sedang tidak berada di tempat. Sementara itu, Kepala Administrator Bandara Polonia Medan, Yuli Sudoso, mengatakan bahwa setelah terbang selama 30 menit tiba-tiba kompresor udara bagian dalam pesawat ini tidak berfungsi dan membenarkan tindakan yang dilakukan pilot. "Berdasarkan laporan yang kita terima, saat pesawat Batavia berada di wilayah Riau tiba tiba kompresor rusak sehingga pilot tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Sebab kestabilan udara didalam pesawat tidak ada," ujarnya menambahkan. (*)