Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepada seluruh masyarakat untuk saling menghargai dan toleran terhadap warga lain yang berbeda suku, agama dan ras pascaricuh di Papua.

“Kita perlu saling menghargai. Tentu kita prihatin dan menyesalkan kejadian-kejadian yang terakhir itu. Itu kan sebab-akibat saja ya,” kata Wapres JK usai membuka Simposium Cendekia Kelas Dunia di Kantor Wapres Jakarta, Senin.

Kericuhan di Papua dan Papua Barat, menurut Wapres, terjadi sebagai dampak peristiwa dugaan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (16/8).

Oleh karena itu, JK meminta aparat kepolisian dan pejabat pemda terkait untuk memfasilitasi upaya klarifikasi dan mengutamakan keterbukaan informasi terhadap insiden di Jawa Timur itu.

“Yang terjadi kemarin di Surabaya itu jelaskan saja secara terbuka apa yang terjadi. Kita kan hanya mendapat informasi, tapi informasi itu harus dilihat secara betul,” tambah Wapres.

Sejumlah aksi di Papua dan Papua Barat dipicu oleh pernyataan negatif dari sejumlah oknum terkait dugaan pelecehan bendera Merah Putih di Jawa Timur.

Di Papua Barat, massa memblokade beberapa ruas jalan utama di Manokwari, dengan membakar ban hingga membuat arus transportasi di daerah itu lumpuh. Sementara di Papua, ribuan warga berjalan kaki menuju Kantor Gubernur Dok II Jayapura untuk menemui Gubernur Papua Lukas Enembe. Aksi itu menyebabkan jalan utama macet dan pertokoan tutup.