Gubernur beberkan poin tingkatkan mutu pendidikan Sulsel
19 Agustus 2019 14:34 WIB
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar, Senin,(19/8). ANTARA FOTO/HO/Humas Pemprov Sulsel.
Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah membeber pentingnya memberikan akses yang baik, fasilitas-fasilitas pendukung pendidikan serta perlunya memperhatikan zonasi dan daya tampung sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah itu.
Gubenur Sulsel Nurdin Abdullah memaparkan Sulsel dengan 24 kabupaten/kota, memiliki 330 pulau dan salah satu kesulitan yang dihadapi terkait pelaksanaan UNBK yakni masyarakat yang ada di pulau harus berhari-hari menggunakan alat transportasi laut sederhana.
"Mengarungi lautan yang ganas, bahkan tiga hari tiga malam. Bisa dibayangkan apakah mereka akan stabil mengikuti UNBK," ujarnya pada Rapat Koordinasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar, Senin.
Baca juga: PKK Sulsel ingin adopsi pendidikan anak Jepang
Terkait fasilitas pendukung, disampaikannya, masih banyak kasus, sekolah harus meminjam komputer dari orang tua siswa. Ini tantangan yang besar untuk menyiapkan seluruh fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan di seluruh sekolah.
Kemudian, terkait daya tampung SMA juga harus duduk bersama merencanakan dengan baik dan mencari solusinya. Terutama mengantisipasi ketika menghadapi ujian.
"Sekolah lanjutan sudah harus dipersiapkan, kasihan orang tua mondar-mandir mencarikan sekolah untuk anaknya," ujarnya.
Apalagi dengan sistem zonasi yang dinilainya sudah sangat bagus. Namun Nurdin menekankan, kepala sekolah konsisten untuk membangun sistem sehingga tidak salah menerima.
Baca juga: Malaysia dan Sulsel jalin kerja sama pendidikan
"Jujur saja beberapa keluhan dari masyarakat ada yang jarak 50 meter, 100 meter (dari sekolah) tetapi tidak diterima di sekolah tersebut. Ini pengalaman yang tidak boleh terulang lagi," ujarnya.
Gubernur menekankan kuncinya adalah menghadirkan kepala sekolah yang punya nurani, untuk menjadikan sekolah-sekolah favorit, bukan hanya satu dua yang favorit tetapi semua menjadi favorit.
Sehingga sistem zonasi itu tidak lagi menjadi pilihan.
"Tantangan bagi pemerintah daerah, zonasi yang hadir agar mengurangi kendaraan lalu lalang di jalan antar anak sekolah, tugas kita adalah membangun akses pejalan kaki," jelasnya.
Baca juga: Kemendikbud target dua tahun jangkau daerah 3T
Baca juga: Organisasi sosial dan pendidikan Jepang dukung peningkatan SDM Sulsel
Gubenur Sulsel Nurdin Abdullah memaparkan Sulsel dengan 24 kabupaten/kota, memiliki 330 pulau dan salah satu kesulitan yang dihadapi terkait pelaksanaan UNBK yakni masyarakat yang ada di pulau harus berhari-hari menggunakan alat transportasi laut sederhana.
"Mengarungi lautan yang ganas, bahkan tiga hari tiga malam. Bisa dibayangkan apakah mereka akan stabil mengikuti UNBK," ujarnya pada Rapat Koordinasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar, Senin.
Baca juga: PKK Sulsel ingin adopsi pendidikan anak Jepang
Terkait fasilitas pendukung, disampaikannya, masih banyak kasus, sekolah harus meminjam komputer dari orang tua siswa. Ini tantangan yang besar untuk menyiapkan seluruh fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan di seluruh sekolah.
Kemudian, terkait daya tampung SMA juga harus duduk bersama merencanakan dengan baik dan mencari solusinya. Terutama mengantisipasi ketika menghadapi ujian.
"Sekolah lanjutan sudah harus dipersiapkan, kasihan orang tua mondar-mandir mencarikan sekolah untuk anaknya," ujarnya.
Apalagi dengan sistem zonasi yang dinilainya sudah sangat bagus. Namun Nurdin menekankan, kepala sekolah konsisten untuk membangun sistem sehingga tidak salah menerima.
Baca juga: Malaysia dan Sulsel jalin kerja sama pendidikan
"Jujur saja beberapa keluhan dari masyarakat ada yang jarak 50 meter, 100 meter (dari sekolah) tetapi tidak diterima di sekolah tersebut. Ini pengalaman yang tidak boleh terulang lagi," ujarnya.
Gubernur menekankan kuncinya adalah menghadirkan kepala sekolah yang punya nurani, untuk menjadikan sekolah-sekolah favorit, bukan hanya satu dua yang favorit tetapi semua menjadi favorit.
Sehingga sistem zonasi itu tidak lagi menjadi pilihan.
"Tantangan bagi pemerintah daerah, zonasi yang hadir agar mengurangi kendaraan lalu lalang di jalan antar anak sekolah, tugas kita adalah membangun akses pejalan kaki," jelasnya.
Baca juga: Kemendikbud target dua tahun jangkau daerah 3T
Baca juga: Organisasi sosial dan pendidikan Jepang dukung peningkatan SDM Sulsel
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: