Moskow (ANTARA) - Rusia tidak akan mengerahkan peluru-peluru kendali baru sepanjang Amerika Serikat melakukan hal yang serupa di Eropa dan Asia, Kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Ahad, setelah penarikan Washington dari pakta senjata era-Soviet.
AS secara resmi meninggalkan perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) dengan Rusia awal bulan ini, setelah menuding Moskow melanggar perjanjian tersebut dan mengerahkan satu tipe misil yang dilarang, tuduhan-tuduhan yang dibantah Kremlin.
Rusia juga menarik diri dari perjanjian itu, tetapi Shoigu mengatakan pihaknya tidak mempunyai rencana mengerahkan peluru-peluru kendali baru.
"Kami masih berpegang teguh pada itu. Jika sistem-sistem seperti tak dikerahkan di Eropa (oleh Washington), kami tidak akan melakukan apa-apa di sana," kata dia kepada saluran TV Rossiya-24, demikian kantor berita Interfax.
Pakta itu melarang peluru-peluru kendali darat dengan jangkauan antara 310 dan 3.400 mil (500-5.500 km), sehingga mengurangi kemampuan kedua negara itu untuk melancarkan serangan nuklir dalam waktu singkat.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Moskow akan mulai mengembangkan misil-misil darat dengan jangkauan pendek dan menengah jika AS mulai melakukan hal yang sama setelah tidak ada lagi perjanjian kendali senjata.
Sumber: Reuters
Baca juga: China & Rusia sepakat balas penempatan rudal AS di Korsel
Baca juga: Jerman khawatirkan rudal Rusia di Kaliningrad
Baca juga: Putin sebut perisai misil AS "bahaya besar"
Rusia tak punya rencana pasang rudal baru jika AS juga tidak
18 Agustus 2019 17:34 WIB
Peluru kendali antiserangan udara 4-300 buatan Rusia (REUTERS)
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: