Jakarta (ANTARA) - Komunitas pecinta satwa Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mengungkap pelaku pasar gelap memperdagangkan seekor anak Elang Bondol seharga Rp2 juta hingga Rp4 juta.



"Harganya bervariasi tergantung kualitas indukannya. Elang jenis Bondol ini sangat diminati," kata Ketua JAAN, Benfika, di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Tujuh elang bondol dilepas ke kawasan Karang Gading

Baca juga: JAAN pantau kembang biak Elang Bondol dengan geotagging

Baca juga: JAAN: Elang Bondol di Kepulauan Seribu tersisa 18 ekor

Baca juga: Maskot Jakarta yang mulai terlupakan


Menurut dia pelaku pasar gelap hanya menawarkan anakan seukuran 10 - 15 centimeter kepada konsumen yang hobi burung.



Tingginya minat pasar terhadap burung yang memasuki fase 'least concern' berdasarkan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) itu dikarenakan perilaku yang mudah dilatih.



"Elang sangat diminati karena mudah dilatih, dan cepat jinaknya," kata Ben.

Pelaku penangkapan elang di perairan Jakarta dan sekitar Kepulauan Seribu menggunakan alat pancing yang dipasang banyak kail.

"Di ujungnya dikasih umpan jenis ikan apapun. Saat disambar, bagian tubuhnya akan tersangkut kail lalu ditangkap," katanya.
​​​​​​
Modus itu diketahui Ben berdasarkan hasil penyitaan elang oleh instansi berwenang, di mana pada bagian tubuh atau kepalanya terdapat banyak luka goresan kail.


Hal itu yang membuat populasi Elang Bondol di Kepulauan Seribu saat ini sangat terbatas jumlahnya. Pada riset terakhir 2014, jumlah Elang Bondol tidak kurang dari 18 ekor.



Ben mengatakan diperlukan upaya bersama seluruh pihak untuk melestarikan burung yang kini menjadi maskot Pemprov DKI Jakarta.



"Elang Bondol ini cukup rumit proses perkembangbiakannya. Pemerintah maupun JAAN masih melibatkan tim ahli di Belanda untuk mendeteksi kelamin jantan maupun betina menggunakan tes DNA," katanya.



Selain itu, kata Ben, elang tersebut terbiasa berhubungan intim dengan pasangan di udara atau pada sarang di ketinggian minimal 20 meter.

Ben mengatakan diperlukan upaya bersama seluruh pihak untuk melestarikan burung yang kini menjadi maskot Pemprov DKI Jakarta.