Polisi Australia keluarkan peringatan pascabentrokan soal Hong Kong
17 Agustus 2019 22:02 WIB
Staf medis membawa spanduk saat aksi mogok mengutuk kekejaman polisi saat terjadi protes antipemerintah baru-baru ini, di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Hong Kong, China, Selasa (13/8/2019). (ANTARA/REUTERS/THOMAS PETER)
Melbourne (ANTARA) - Polisi di Melbourne, Australia, mengeluarkan peringatan pada Sabtu setelah terjadi bentrokan kecil antara pendukung dan penentang gerakan protes Hong Kong.
Bentrokan berlangsung selama demonstrasi, yang diikuti beberapa ratus orang dari komunitas China di Melbourne pada Jumat (16/8) malam.
"Kami menghormati hak masyarakat untuk mengekspresikan pandangan mereka secara damai dan sah tetapi tidak akan menoleransi mereka yang melanggar hukum atau terlibat dalam perilaku antisosial atau kekerasan," kata juru bicara Kepolisian Victoria dalam pernyataan melalui surat elektronik.
Polisi mengatakan bahwa mereka meminta dua pria memberi keterangan sehubungan dengan "serangan tidak sah" dan kemudian membebaskan mereka sambil menunggu pemanggilan. Sebelumnya, aksi saling dorong terjadi saat demonstrasi yang diselenggarakan untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong. Media Australia melaporkan aksi demo tersebut diikuti sekitar 600 orang.
Tidak ada orang yang dilaporkan cedera.
Pada Sabtu, lebih dari 100 orang berkumpul di pusat kota Melbourne dalam aksi unjuk rasa lain untuk mendukung para pemrotes di Hong Kong. The Guardian melaporkan bahwa beberapa orang mulai meneriaki kelompok itu tetapi polisi mereka menjauhi kerumunan massa pendemo.
Protes kecil serupa terjadi Jumat dan Sabtu di kota-kota Australia lainnya.
Etnis China saat ini tercatat hampir 10 persen dari penduduk yang lahir di luar Australia, menurut statistik pemerintah.
China adalah negara pengirim mahasiswa internasional terbanyak ke Australia. Jumlahnya mencapai 29 persen dari total 622.000 mahasiswa yang terdaftar pada Mei lalu, menurut data Departemen Pendidikan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump, Trudeau bahas situasi Hong Kong dan penahanan WN Kanada
Baca juga: China peringatkan akan tumpas aksi protes di Hong Kong
Baca juga: Asosiasi Jurnalis China kecam kekerasan terhadap wartawan di Hong Kong
Bentrokan berlangsung selama demonstrasi, yang diikuti beberapa ratus orang dari komunitas China di Melbourne pada Jumat (16/8) malam.
"Kami menghormati hak masyarakat untuk mengekspresikan pandangan mereka secara damai dan sah tetapi tidak akan menoleransi mereka yang melanggar hukum atau terlibat dalam perilaku antisosial atau kekerasan," kata juru bicara Kepolisian Victoria dalam pernyataan melalui surat elektronik.
Polisi mengatakan bahwa mereka meminta dua pria memberi keterangan sehubungan dengan "serangan tidak sah" dan kemudian membebaskan mereka sambil menunggu pemanggilan. Sebelumnya, aksi saling dorong terjadi saat demonstrasi yang diselenggarakan untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong. Media Australia melaporkan aksi demo tersebut diikuti sekitar 600 orang.
Tidak ada orang yang dilaporkan cedera.
Pada Sabtu, lebih dari 100 orang berkumpul di pusat kota Melbourne dalam aksi unjuk rasa lain untuk mendukung para pemrotes di Hong Kong. The Guardian melaporkan bahwa beberapa orang mulai meneriaki kelompok itu tetapi polisi mereka menjauhi kerumunan massa pendemo.
Protes kecil serupa terjadi Jumat dan Sabtu di kota-kota Australia lainnya.
Etnis China saat ini tercatat hampir 10 persen dari penduduk yang lahir di luar Australia, menurut statistik pemerintah.
China adalah negara pengirim mahasiswa internasional terbanyak ke Australia. Jumlahnya mencapai 29 persen dari total 622.000 mahasiswa yang terdaftar pada Mei lalu, menurut data Departemen Pendidikan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump, Trudeau bahas situasi Hong Kong dan penahanan WN Kanada
Baca juga: China peringatkan akan tumpas aksi protes di Hong Kong
Baca juga: Asosiasi Jurnalis China kecam kekerasan terhadap wartawan di Hong Kong
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: