Pengamat sebut pidato Jokowi isyarat untuk calon menteri
17 Agustus 2019 16:59 WIB
Presiden Joko Widodo dengan baju adat suku Sasak NTB menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT Ke-74 Kemerdekaan RI dalam Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA) - Pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo yang disampaikan saat Sidang Bersama DPD dan DPR adalah isyarat untuk para calon menteri yang akan membantunya dalam periode kedua masa jabatannya, menurut pakar komunikasi politik Lely Ariannie.
"Itu juga isyarat bagi calon-calon pembantunya nanti, bahwa itulah yang akan dia lakukan," ujar Lely ketika dihubungi di Jakarta pada Sabtu.
Menurut Lely, pidato Jokowi dalam Sidang Bersama DPD dan DPR terlihat lebih lepas dibandingkan saat berpidato dalam Sidang Paripurna MPR yang diadakan sebelumnya.
Pidato presiden terpilih itu di Sidang Bersama DPD dan DPR lebih menunjukkan apa saja programnya dan yang ingin dia capai ke depannya. Pidato itu juga, menurut Lely, menunjukkan cara presiden mengkritisi praktik yang dilakukan beberapa pejabat negara.
Di dalamnya, kata Ketua Program Magister Komunikasi Universitas Jayabaya itu, terlihat komitmen Presiden Jokowi untuk melanjutkan perubahan yang sudah dia lakukan selama lima tahun sebelumnya.
"Sebenarnya kita bisa membaca komitmen Jokowi mewujudkan janji kampanyenya begitu kuat. Karena itu dia harus didukung oleh barisan yang mengerti pidato dia kemarin," tegas Lely.
Sebelumnya, Presiden Jokowi melakukan tiga kali pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR yang dilaksanakan pada Jumat. Pidato pertama adalah dalam Sidang Paripurna MPR, yang kedua adalah dalam Sidang Bersama DPD dan DPR dan yang terakhir adalah penyampaian keterangan pemerintah atas RABN 2020 di Rapat Paripurna DPR.
"Itu juga isyarat bagi calon-calon pembantunya nanti, bahwa itulah yang akan dia lakukan," ujar Lely ketika dihubungi di Jakarta pada Sabtu.
Menurut Lely, pidato Jokowi dalam Sidang Bersama DPD dan DPR terlihat lebih lepas dibandingkan saat berpidato dalam Sidang Paripurna MPR yang diadakan sebelumnya.
Pidato presiden terpilih itu di Sidang Bersama DPD dan DPR lebih menunjukkan apa saja programnya dan yang ingin dia capai ke depannya. Pidato itu juga, menurut Lely, menunjukkan cara presiden mengkritisi praktik yang dilakukan beberapa pejabat negara.
Di dalamnya, kata Ketua Program Magister Komunikasi Universitas Jayabaya itu, terlihat komitmen Presiden Jokowi untuk melanjutkan perubahan yang sudah dia lakukan selama lima tahun sebelumnya.
"Sebenarnya kita bisa membaca komitmen Jokowi mewujudkan janji kampanyenya begitu kuat. Karena itu dia harus didukung oleh barisan yang mengerti pidato dia kemarin," tegas Lely.
Sebelumnya, Presiden Jokowi melakukan tiga kali pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR yang dilaksanakan pada Jumat. Pidato pertama adalah dalam Sidang Paripurna MPR, yang kedua adalah dalam Sidang Bersama DPD dan DPR dan yang terakhir adalah penyampaian keterangan pemerintah atas RABN 2020 di Rapat Paripurna DPR.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: