Jakarta (ANTARA) - Dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daop 1 Jakarta memberlakukan tarif Rp 0 alias gratis untuk lima kereta api lokal pada Sabtu (17/8).

"PT KAI Daop 1 pada hari ini memberikan promo dengan menggratiskan kereta-kereta lokal," ujar Executive Vice President PT KAI Daop 1 Jakarta Dadan Rudiansyah di Stasiun Gambir, Jakarta pada Sabtu.

Tujuan PT KAI Daop 1 Jakarta menggratiskan kereta-kereta lokal tersebut karena pada Sabtu (17/8) ini merupakan pesta rakyat, sehingga PT KAI Daop 1 Jakarta ingin berbagi kebahagiaan dengan masyarakat dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74.



Selain itu, pemberlakuan tarif Rp 0 tersebut juga untuk sosialisasi gerakan menggunakan transportasi massal kereta api.

"Untuk tahun ini pemberlakuan tarif Rp 0 bagi kereta-kereta lokal tersebut merupakan yang pertama kali," kata Dadan.

Kereta-kereta api lokal yang dikenakan pemberlakuan tarif Rp 0 atau gratis tersebut, antara lain kereta api Jatiluhur relasi Cikampek-Tanjung Priok (PP), kereta api Siliwangi dengan relasi Ciranjang-Cianjur-Sukabumi (PP), kereta api Patas Merak/Merak Jaya relasi Merak - Rangkasbitung (PP), kereta api Cilamaya-Cepat Purwakarta relasi Purwakarta-Tanjung Priok (PP), dan kereta api Walahar Expres/Ekonomi Lokal relasi Tanjung Priok-Purwakarta (PP).

Walaupun gratis, pengguna kereta api harus tetap memiliki tiket dengan nominal Rp 0 yang bisa didapatkan di loket stasiun keberangkatan secara go-show mulai tiga jam sebelum keberangkatan kereta api.

Adapun kuota tiket gratis ini sesuai dengan toleransi kapasitas maksimum masing-masing kereta api.

Bagi penumpang yang telah membeli tiket jauh-jauh hari dengan tarif normal bisa mengambil pengembalian bea tiketnya di stasiun kedatangan penumpang maksimal tiga hari sejak kedatangan kereta api.

Syaratnya, penumpang harus menunjukkan tiket, boarding pass atau e-boarding pass kepada petugas di stasiun.

Baca juga: Arcandra pimpin upacara Kemerdekaan RI di blok minyak terbesar