Jakarta (ANTARA) - Twitter menginvestasikan dana sebesar 100 juta dolar AS (lebih dari Rp1,4 triliun) pada media sosial lokal di India, ShareChat, bersama sejumlah perusahaan lain seperti TrustBridge Partners, Shunwei Capital, Lightspeed Venture Partners, SAIF Capital, India Quotient, dan Morningside Venture Capital.

ShareChat, seperti dilansir The Next Web, Jumat, merupakan aplikasi berbahasa lokal yang populer di India dengan pengguna aktif bulanan mencapai 60 juta pengguna.

Aplikasi itu telah diunduh lebih dari 100 juta kali dan mendapatkan dukungan 15 bahasa, tidak termasuk bahasa Inggris.

Baca juga: Twitter punya regulasi baru untuk cuitan politikus

Investasi itu merupakan investasi pertama Twitter pada perusahaan rintisan India. Direktur Twitter di India Manish Maheshwari mengatakan investasi itu dapat dipahami karena kedua aplikasi itu berbagi sebuah tujuan luas untuk memprakarsai percakapan publik.

"Twitter dan ShareChat beraliansi pada tujuan luas untuk menyediakan percakapan publik, membantu dunia untuk belajar lebih cepat, dan menyelesaikan tantangan bersama. Investasi itu akan membantu ShareChat untuk tumbuh dan menyediakan tim manajemen perusahaan untuk mengakses ke pimpinan Twitter sebagai mitra sepemikiran," kata Manish.

Namun, sebagaimana perusahaan-perusahaan aplikasi di India, ShareChat juga harus melawan persoalan berita-berita hoaks di India.

Pada April, perusahaan itu mengklaim telah menghapus lebih dari 54 ribu akun dan hampir setengah juta konten sejak Februari 2019 menyusul pelanggaran aturan penggunaan aplikasi itu.

ShareChat mengaku akan menggunakan dana investasi untuk penguatan teknologi infrastruktur mereka dan merekrut lebih banyak pegawai.

Sebuah laporan dari KPMG dan Google yang dipublikasikan pada 2017 menyebut akan terdapat lebih dari 536 juta pengguna Internet di India yang tidak berbahasa Inggris pada 2021.

Pada Maret 2019, lembaga penelitian Kantar IMRB menayangkan laporan yang menyebut populasi Internet di India akan tembus hingga 627 juta pengguna hingga akhir 2019.

Angka itu menjadi peluang besar bagi perusahaan-perusahaan global untuk "mencaplok" pasar itu dan menarik lebih banyak pengguna ke aplikasi mereka.

Baca juga: Twitter uji coba fitur "follow topic"

Baca juga: Gedung Putih panggil perusahaan teknologi untuk batasi ekstremisme

Baca juga: Sering "online" bikin tak kreatif, Channing Tatum pamit dari medsos